JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih melanjutkan penguatan. Meski begitu, aksi profit taking dinilai dapat menahan laju IHSG.
Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada, memprediksi IHSG akan bergerak pada kisaran 4.168-4.175 poin untuk level batas bawah dan level batas atas di 4.192-4.203 poin.
Sebelumnya, pada penutupan perdagangan kemarin, IHSG ditutup di level 4.180,31 setelah naik 16,66 poin atau 0,40 persen. IHSG, bergerak dengan level tertinggi 4.201,06 dan level terendahnya 4.163,46. Menurutnya, menguatnya pasar saham global mendorong penguatan bursa di kawasan Asia termasuk IHSG.
"Indeks BEI sempat menguat menyentuh level 4.200 poin, namun penguatan cenderung tertahan dan terkikis pada sesi sore. Kekhawatiran dari Eropa dapat mendorong pelaku pasar dalam negeri melakukan profit taking," katanya saat dihubungi di Jakarta, Jumat (27/4/2012).
Selain itu, dia mengatakan penguatan IHSG juga tertahan oleh masih adanya kekhawatiran data kepercayaan konsumer, di negara kawasan Eropa.
Berikut prediksi IHSG dari sejumlah sekuritas
HD Capital
Sulitnya index untuk naik diatas resistance kunci 4.200 akibat profit taking di beberapa big cap yang hasil laporan keuangannya dibawah expektasi pasar dapat menyebabkan koreksi minor namun bila itu terjadi rekomen akumulasi untuk trading jangka pendek terutama di beberapa pilihan second liner.
Support 4.110-4.010, resistance 4.240-4.375
Panin Sekuritas
IHSG kemarin bergerak menguat didorong oleh aksi beli investor pada saham bluechip. Kenaikan indeks juga didukung oleh menguatnya bursa regional menyusul press release FOMC, dan sikap The Fed menyatakan siap meluncurkan stimulus untuk mendorong perekonomuan jika memang dibutuhkan. Selain dari eksternal, kenaikan IHSG juga didukung oleh pengumuman laporan kinerja emiten K1-12.
Hari ini kami memproyeksikan indeks akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan menguat. Kisaran support resistance hari ini 4.140-4.210.
Sinarmas Sekuritas
Data-data ekonomi yang dirilis, seperti data initial jobless claims AS dan pending home sales AS bulan Maret, serta data industrial production Jepang bulan Maret akan memberikan sentimen terhadap pergerakan indeks.
Selain itu, antisipasi dirilisnya data tingkat GDP AS kuartal I-2012 dan laporan keuangan emiten domestik kuartal I-2012 juga akan memberikan sentimen tambahan.
(Martin Bagya Kertiyasa)