JAKARTA - Meskipun kondisi perekonomian global cenderung membaik, namun pemerintah pesimistis target pertumbuhan perekonomian yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2012 sebesar 6,3 persen hingga 6,7 persen dapat tercapai.
Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo menjelaskan, pada pertemuan G20 lalu ada kabar yang cukup gembira yaitu kabar bahwa Yunani positif yang artinya pemerintahan barunya mau mendukung program pengetatan.
"Itu kabar gembira tapi ternyata realisasinya tidak mudah, bahkan kita makin menyadari bahwa konsolidasi daripada mata uang, moneter, itu akan sulit kalau tidak didukung dengan konsolidasi fiskal," ungkapnya kala ditemui di kediaman pribadinya, Jalan Tirtayasa, Jakarta, Rabu (11/7/2012).
Agus melanjutkan dengan kondisi yang seperti ini, Eropa akan sulit keluar dari kesulitan tersebut. Maka dari itu pemerintah harus ekstra hati-hati terutama dalam mengendalikan fiskalnya. Terlebih lagi negara-negara lainnya sudah terkena dampak akan hal ini yaitu China dan India.
"Dan ternyata ya tadi, dampaknya kepada China, India, itu kan sudah berasa, bahkan dalam pertumbuhan ekonomi di China diperkirakan akan turun drastis. Jadi sekarang ini kita mungkin harus realistis bahwa faktor dunia, adalah betul-betul faktor yang membuat apa yang kita rencanakan, harus kita sesuaikan. Jadi kemungkinan kondisi pencapaian kita harus realistis ke bawah," paparnya.
Adapun cara pemerintah dalam menjaga kondisi perekonomian yaitu dengan menguatkan perekonomian domestik yaitu salah satunya dengan meningkatkan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
"Ya salah satunya melaksanakan PTKP. Nah pendapatan tidak kena pajak itu akan membuat kamu-kamu, saya, itu kan batas pembayar pajaknya kan tinggi, sehingga kamu bisa mengeluarkan ekstra untuk menabung, gitu kan. Juga membuat dorongan terhadap ekonomi kita," pungkasnya.
(Widi Agustian)