Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ekonomi Eropa Buram, Capital Inflow Siap Banjiri RI

Fakhri Rezy , Jurnalis-Selasa, 24 Juli 2012 |14:42 WIB
 Ekonomi Eropa Buram, <i>Capital Inflow</i> Siap Banjiri RI
Ilustrasi. (Foto: AP)
A
A
A

JAKARTA - Lembaga pemeringkat internasional Moody's kembali menurunkan outlook rating utang dua negara besar Eropa, yakni Jerman dan Belanda menjadi negatif. Hal ini, mensinyalkan bahwa krisis utang di Eropa masih belum menemukan solusi konkret.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang PS Brojonegoro mengungkapkan, dengan belum sehatnya kondisi ekonomi negara-negara besar di Eropa, maka terbuka kemungkinan adanya peralihan investasi dari negara-negara tersebut ke Indonesia. "Kita harapkan seperti itu," ungkap dia kala ditemui di Kantor Kementerian Keuangan, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Selasa (24/7/2012).

Ketika ditanyakan apakah dengan pelemahan ini maka arus modal asing (capital inflow) yang masuk ke Indonesia akan meningkat, dia tidak menyangkalnya.  "Iya kemungkinan ada," tambah dia.

Hal tersebut bukan tanpa sebab, menurut Bambang, saat ini imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) masih menarik, ketimbang yield di negara-negara Eropa. "Posisinya masih lima persen jauh di bawah enam persen. Jadi saya pikir masih persentif lah, jadi kita dianggap masih cukup bagus," tukas Bambang.

Diberitakan sebelumnya, lembaga pemeringkat Moody's memangkas peringkat Jerman dan Belanda menjadi AA dengan outlook negatif. Dalam sebuah laporan yang dipublikasikan Moody's kemarin, krisis Eropa telah menyeret negara lain dalam jurang krisis. Lembaga pemeringkat asal AS itu memotong peringkat kedua negara tersebut dan juga Luxemburg ke negatif.

Menurut Moody's, pemimpin Eropa terlalu berkonsentrasi pada usaha mempertahankan Yunani ke dalam Zona Eropa agar bisa terus menggunakan Euro. Namun, lembaga pemeringkat ini menilai upaya tersebut gagal dan berisiko.

Bahkan, jika akhirnya Yunani berhasil diselamatkan, Eropa butuh dukungan kolektif yang lebih besar dari penguasa Eropa lain khususnya Spanyol dan Italia, meski kedua negara ini juga sedang terbelit masalah besar sendiri.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement