Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Petani Kedelai di Bojonegoro Beralih ke Kacang Hijau

Alham M Ubey , Jurnalis-Rabu, 25 Juli 2012 |15:27 WIB
Petani Kedelai di Bojonegoro Beralih ke Kacang Hijau
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

BOJONEGORO - Kenaikan harga kedelai mempengaruhi sejumlah petani di Bojonegoro untuk beralih ke tanaman kacang hijau. Hal tersebut karena sulitnya mendapatkan pasokan air.

"Petani beralih ke tanaman kacang hijau karena minimnya ketersediaan air untuk menanam kedelai. Dibutuhkan dua hingga tiga kali pengairan untuk kedelai, sedangkan kacang hijau cukup sekali saja," ungkap petani Desa Pacul, Bojonegoro, Abdul Rahman, Rabu (25/7/2012).

Selain itu biaya produksi tanaman kedelai cukup mahal, tanaman ini harus selalu bersih dari rumput, sementara kacang hijau tidak dan tetap tumbuh baik. Adapun untuk kacang hijau tidak terlalu banyak membutuhkan pupuk, namun dari segi hasil kedelai lebih menguntungkan dibanding tanaman lainnya.

Kedelai sebetulnya merupakan salah satu komoditas yang strategis di samping beras dan jagung. Produktifitas kedelai di tingkat petani di Bojonegoro Jawa Timur rata-rata 1,2 hingga 1,8 ton per hektare dan potensi genetik tanaman masih cukup tinggi, yaitu di atas dua ton per hektare.

Pada 2007, Jawa timur merupakan penghasil utama kedelai di Indonesia dan mampu menghasilkan sekira 42,5 persen produksi nasional kedelai. Namun tahun ini para petani sudah enggan lagi menanam kedelai.

Misalnya di Desa Pacul Sikorejo Kecamatan Bojonegoro dan Desa Mojoranu Kecamatan Dander luas lahan yang ditanami kedelai menurun, dari 70 ha tanah hanya 20 ha yang ditanami kedelai sisanya ditanami kacang hijau.

Menurut Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Subekti mengungkapkan luas lahan tanaman kedelai di Bojonegro mengalami kenaikan dalam tiga tahun terakhir. Pada 2010 luasnya mencapai 16.216 ha, sedangkan 2011 sebesar 19.903 ha, serta 2012 mencapai 20 ribu ha.

"Rendahnya minat petani menanam kedelai berdampak rendahnya tingkat produktifitas kedelai, upaya peningkatan tersebut dapat dicapai dengan pengelolaan tanaman secara terpadu dan ketersedian air yang cukup, karenanya pertanian kabupaten Bojonegoro sejak 2010 hingga tahun ini terus berupaya memenuhi sarana produksi pertanian khususnya kedelai itu dengan membangun jaringan irigasi tata usaha tani," jelasnya.

Menurutnya, untuk meningkatkan produksi kedelai, pihaknya juga melakukan sekolah lapang yang memberikan pembelajaran bagi petani secara langsung, pelaksanaan kegiatan ini pada musim MK-II pada 2008 silam dengan melibatkan enam kelompok tani dan menggarap sebanyak 18 ribu ha.

Selain itu Dinas Pertanian juga membantu 100 persen benih, pupuk, dan pestisida bagi satu hektar lahan di areal labolatorium lapang. dari areal itu nantinya diharapkan bisa meningkatkan penghasilan petani antara 29-53 persen dibanding petani yang tidak masuk program ini.

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement