Â
JAKARTA - Produksi keripik tempe Joko Ashori, salah seorang perajin tempe Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sudah mencapai 70 kilogram (kg) per hari.
Produksi keripik tempe sebanyak itu tidak ujug-ujug terjadi. Joko bisa memproduksi sebanyak itu berkat adanya kredit usaha rakyat (KUR) dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).
 BACA JUGA:
"Alhamdulillah dikasih fasilitas KUR dari BRI," kata dia saat ditemui di kediamannya yang juga merupakan tempat produksinya di Kramat Pela, Jakarta Selatan, Kamis 25 Mei 2023.
Dia bercerita, dirinya memang mulai membuat tempe sejak tahun 1982. Selanjutnya, dia mulai mengembangkan tempe tersebut menjadi keripik pada 2011.
 BACA JUGA:
Pada 2015, produk keripik tempe ini mulai dikenal di mana-mana. Tampaknya permintaan akan keripik ini memiliki tren naik dari waktu ke waktunya.
Dirinya lalu mengalihkan pinjamannya ke KUR pada 2020. Ini adalah titik balik peningkatan produksi keripik tempe milik Joko.
"Saya ambil Rp500 juta dengan jangka waktu 5 tahun. Saya setor ke BRI sebesar Rp10 juta per bulan," kata dia.
Dia pun memanfaatkan dana ini untuk mengembangkan usahanya. "Saya gunakan untuk beli aset di depan. Ada untuk kos-kosan. Sementara di bawahnya saya gunakan untuk produksi (keripik tempe)," kata dia.
Follow Berita Okezone di Google News