JAKARTA - Salah satu yang terkenal daerah Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan adalah keripik tempenya. Keripik tempe produksi Kramat Pela terkenal sangat gurih.
Tetapi, ternyata ada perjalanan panjang puluhan tahun hingga akhirnya keripik tempe dari Kramat Pela ini bisa tersohor.
BACA JUGA:
Salah seorang perajin tempe Kramat Pela, Joko Ashori menjelaskan bahwa pada awalnya hanya ada segelintir orang yang memproduksi tempe biasa, dan menjualnya seperti biasa.
Dirinya sudah memproduksi tempe semenjak tahun 1982. Awalnya, dia belajar dan mendalami memproduksi tempe secara tidak langsung dari seorang sesepuh di Kramat Pela bernama Pak Bakhrun.
"Pak Bakhrun ini sesepuh, dia buat tempe pada tahun 1960-an. Saya belajar (buat tempa) dari murid, muridnya dia," jelas Joko saat ditemui di kediamannya yang juga merupakan tempat produksinya di Kramat Pela, Jakarta Selatan, Kamis 25 Mei 2023.
BACA JUGA:
Selanjutnya, dia menjelaskan jika dirinya sendiri baru mulai memproduksi keripik tempe pada tahun 2011. Awalnya, Joko bercerita jika pencetus pembuat keripik tempe ini adalah Mama Tina, yang masih kerabatnya.
Pada suatu waktu, Mama Tina ini silahturahmi ke tempat kerabatnya di Magelang. Di sana, dirinya bertemu dengan seorang keponakannya.
Pada kesempatan itu, diberikan ide untuk membuat keripik tempe. Dan untuk membuat keripik ini diperlukan tempe khusus.
"Jadi keripik tempe ini menggunakan tempe yang berbeda dengan tempe murni. Pembuatannya dicampur dengan sagu. Tempenya khusus," jelas Joko.
Dengan dicampurkannya sagu, tempe ini tidak akan mudah hancur dalam proses pemotongan. Di mana untuk membuat keripik memang harus dipotong secara tipis-tipis.
Berawal dari situ lah, lambat laun, bermunculan banyak produsen-produsen keripik tempe di Kramat Pela. Dan seiring berjalannya waktu, dukungan dari berbagai pihak mulai mengalir, termasuk dari BRI mulai dari bantuan alat hingga ketersediaan dana untuk menunjang usaha keripik tempe ini.
"Saat ini sudah ada sekitar 40 pelaku UMKM yang produksi keripik tempe di Kramat Pela. Mereka memiliki mereknya masing-masing. Kalau saya, dikenalnya dengan 'Keripik Tempe Pak Joko'," jelas Joko.
Joko juga mengatakan jika dukungan lain diberikan BRI dengan memberikan sarana untuk dia menjual produknya. Yakni dengan LocaLoka, yang merupakan sebuah journey dari program pemberdayaan kelompok usaha Binaan BRI. Di mana produk keripik tempe Joko dipajang di bazaar yang digelar BRI dan membantu penjualannya.
Semua produsen ini secara langsung dan tidak langsung memang ter-influence dan belajar dari Mama Tina. Mama Tina atau yang memiliki nama asli Martinah mengungkapkan, belajar secara mandiri membuat keripik tempe.
"Awalnya saya sendiri, bikin sendiri," kata Mama Tina, yang namanya dijadikan merek keripik tempe produksinya.
Dia mengungkapkan pengalamannya awal dirinya membuat keripiknya. Di mana dia memberdayakan anak-anaknya.
"Itu anak saya yang potong. Kalau motong, tipis banget dia. Pinter banget," ucap dia.
Lambat laun, produksi dia meningkat hingga puluhan kilogram setiap harinya. Alhasil, dia memperkerjakan 3 orang saat itu.