Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Butuh Rp1,5 T untuk Intervensi Harga Kedelai

Iwan Supriyatna , Jurnalis-Kamis, 02 Agustus 2012 |19:50 WIB
Butuh Rp1,5 T untuk Intervensi Harga Kedelai
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah harus menggenjot produksi kedelai dalam negeri sebagai upaya untuk menjaga stabilitas pangan. Untuk itu, gairah terhadap petani lokal untuk memproduksi kedelai harus dibangkitkan.

"Kalau mau mencapai produktifitas kedelai seperti di Amerika Serikat (AS), kita sebenarnya sudah bisa. Hanya saja, perhatiannya harus lebih ditingkatkan," Ungkap Wakil ketua komisi IV DPR-RI Herman Khaeron di kediaman dinas Menteri Pertanian, Jakarta, Kamis(3/8/2012).

Herman menambahkan saat ini para petani lokal, masih lebih terfokus ke beras karena dinilai lebih menguntungkan. Oleh karena itu, Herman mengimbau kepada pemerintah untuk menyiapkan emergency respon plan guna menanggapi permasalahan kedelai di Amerika yang imbasnya dirasakan oleh Indonesia. "Harus ada penanganan serius enam sampai sembilan bulan kedepan untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri."Terang Herman.

Dia melanjutkan, pemerintah harus mengucurkan anggaran sekira Rp1,5 triliun, jika ingin melakukan intervensi untuk biaya produksi kedelai.  "Apabila pemerintah ingin melakukan intervensi harga minimal Rp1,5 triliun itu harus dialokasikan," tambahnya,

Dengan alokasi dana Rp1,5 triliun diharapkan produksi kedelai akan mencapai angka maksimum 2 ton hingga 2013, dengan perkiraaan harga Rp6.000 per kilo.
Menurutnya, memang terdapat daerah-daerah tertentu yang tidak bisa ditanami kedelai, diantaranya daerah grobogan, banyuwangi, yang memiliki kadar air yang kurang bagus.

Melihat hal tersebut maka diperlukan alokasi anggaran yang diharapkan mampu memancing minat petani kedelai untuk meningkatkan produksinya. "Daerah-daerah itu airnya kurang bagus. Tapi anehnya kalau airnya cukup petani malah beralih ke padi," tukas dia.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement