JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melihat produksi jeruk dalam negeri lebih tinggi dibandingkan tingkat konsumsi masyarakatnya. Namun, BPS menyayangkan kenapa Indonesia masih melakukan impor.
"Inikan ada sisa (produksi), kenapa masih impor," ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, Adi Lumaksono, di workshop Sensus Pertanian, Cipanas, Sabtu (24/11/2012).
Adi mengatakan, kependudukan konsumen negara ke kependudukan produk luar negeri dinilainya lebih tinggi.
"Ini mengangkat produk lokal lebih bagus daripada produk asing.Padahal stocknya masih ada, tapi orang kita minatnya produk di luar negeri. Ini yang membuat impor lebih meningkat," ujar Adi.
Dia menambahkan, permasalahan mindset masyarakat ini membuat barang produksi luar negeri seolah lebih baik.
"Jadi mindset kita ke luar negeri lebih bagus, Apalagi dari sisi harga lebih murah, itulah faktor meningkatnya impor jeruk," tandas Adi.
Sebagai informasi, data BPS akhir 2011 menunjukan produksi jeruk dalam negeri 454,83 ribu ton dan konsumsi masyarakat 178,68 ribu ton. Namun, selama itu, RI masih melakukan impor sebesar 49,61 ribu ton jeruk. (gna)
(Rani Hardjanti)