JAKARTA - Hingga akhir November 2012, pemerintah mencatat penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) atau obligasi secara netto telah melampaui target. Adapun penerbitan SBN secara netto telah mencapai Rp174,784 triliun dari target Rp159,596 triliun, atau 109,52 persen.
Sementara untuk kebutuhan secara gross atau bruto telah mencapai Rp267,347 triliun, dari target Rp268,556 triliun atau mencapai 99,55 persen. Demikian seperti dikutip dari perkembangan utang penmerintah pusat yang diterbitkan Direktorat Jendral Pengelolaan Utang (DJPU), Minggu (6/1/2013).
Obligasi sebesar Rp210,259 triliun tersebut merupakan hasil dari penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dengan rincian, penerbitan domestik Rp164,241 triliun yang terdiri dari Obligasi Negara (ON), Surat Perbendaharaan Negara, dan Obligasi Ritel (ORI). Sementara untuk SUN denominasi valas mencapai Rp46,017 triliun.
Sisanya, berasal dari penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) alias Sukuk sebesar Rp57,088 triliun, yang berasal dari penerbitan Sukuk domestik Rp47,449 triliun dan Sukuk denominasi valas Rp9,639 triliun.
Sekadar informasi, dalam RAPBN 2013, pembiayaan anggaran direncanakan berasal dari dalam negeri Rp169,6 triliun dan pembiayaan luar negeri Rp19,4 triliun. Untuk rencana pendapatan RAPBN ditargetkan mencapai Rp1.507,7 triliun.
Untuk rencana belanja negara Rp1.657,9 triliun. Jadi tahun depan besaran defisit mencapai Rp150,2 triliun atau 1,6 persen dari PDB. Defisit anggaran itu turun dari 2,3 persen dalam APBN-P 2012.
Sementara pendapatan negara direncanakan Rp1.507 triliun atau naik 11 persen dari target APBN-P 2012. Jumlah tersebut terdiri atas penerimaan perpajakan Rp1.178,9 triliun, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp324,3 triliun, dan penerimaan hibah Rp4,5 triliun. Dengan penerimaan perpajakan tersebut, rasio penerimaan perpajakan (pusat) terhadap PDB (tax ratio) meningkat dari 11,9 persen daiam APBN-P 2012 menjadi 12,7 persen pada 2013.
(Martin Bagya Kertiyasa)