Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bupati Karanganyar Masih Temukan LPG 3 Kg Langka

Bramantyo , Jurnalis-Jum'at, 17 Mei 2013 |17:29 WIB
Bupati Karanganyar Masih Temukan LPG 3 Kg Langka
A
A
A

KARANGANYAR – Inspeksi mendadak yang kembali digelar Bupati Karanganyar Rina Iriani di sejumlah agen, pangkalan, hingga tingkat eceran membuat Bupati geram. Peredaran gas elpiji tiga kilogram (kg) masih tidak ada perubahan sama sekali dari sidak pertama yang telah dilakukan.

Warga masih mengeluhkan langkanya elpiji tersebut,hingga Jumat (17/5/2013) pagi. Harganya juga masih berkisar Rp17 ribu per tabung, itu pun sulit didapat.

Saat sidak, orang nomor satu di jajaran Pemkab Karanganyar tersebut, mendapati elpiji memang hilang di tingkat pengecer dan beberapa pangkalan. Karena itu kuat dugaan ada agen yang melakukan penimbunan.

"Masak, dari Stasiun Pengisian Bahan Energi (SPBBE) normal. Bahkan stok ditambah sampai 50 persen. Agen mengambil stok semua, kok pangkalan kosong, pengecer kosong? Kalau tidak ada yang sengaja menimbun, jelas tidak mungkin," jelas Rina, di sela sidak, di Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (17/5/2013).

Karena itu dia memerintahkan bagian perekonomian dan Asisten Bidang Administrasi Pembangunan, untuk mengundang para agen dan pemilik pangkalan. Mereka akan diajak berembug bersama dan diharapkan ini bisa menyelesaikan masalah.

"Tolong diagendakan pertemuan itu. Kumpulkan semua, saya akan tanya langsung, apa sebetulnya yang terjadi. SPBE bilang stok sudah ditambah. Masak tetap langka dilapangan?" tegasnya.

Bahkan saat sidak, Rina sempat beradu argument dengan Ketua Hiswana Migas Surakarta Suwardi HP yang juga ketua paguyuban agen elpiji Karanganyar. Di depan pangkalan elpiji di Jengglong, Desa Waru, Kebakkramat Bupati langsung menunjukkan kalau pangkalan juga kosong.

Sebelumnya, di sebuah pengecer di dusun itu pula, warga melaporkan sudah sebulan ini tidak mendapatkan pasokan. Padahal sebelumnya, pengecer kecil milik Warti dijatah 15 tabung yang didrop sepekan dua kali.

"Lihat Pak, di tingkat pengecer kosong. Di tingkat pangkalan kosong. Terus di mana elpiji ini? Kalau sudah diambil di SPBE apa mungkin ditimbun agen? Tolong ini urusan perut. Saya sebagai Bupati hanya ingin kalau memang dari hulu beres, mestinya dihilir ke warga juga beres. Ini kok tidak?" tanya Bupati.

Jawaban Suwardi HP pun sama dengan jawaban beberapa agen yang pernah disidak dulu. Yakni hari libur pekan lalu yang mengakibatkan tidak ada distribusi elpiji. Kalau kemudian berkepanjangan, karena adanya panic buying, masyarakat ramai-ramai menyetok tabung di rumah.

"Namun kini sudah diatasi dengan DO (delivery order) yang ditingkatkan sampai 50 dan sampai akhir minggu ini. Jadi kita lihat, Senin depan diharapkan sudah bisa normal. Yang penting, masyarakat juga ditenangkan agar biasa saja, karena stok dipastikan ada," tuturnya.

Selain hari libur, yang juga membuat stok tabung elpiji tiga kg naik, karena ada kebijakan pemerintah mengurangi tabung 12 kg. Mulai Januari 2013 ini, sudah ditarik sekitar 30 persen. Para konsumen lari menggunakan tabung 3 kg. Jawaban ini tentu tidak membuat lega Bupati.

Dia kemudian meneruskan sidak ke agen PT Adam Konstruksi di Sroyo. Di situ tidak ada stok karena semua sudah dikirimkan ke pangkalan dan pengecer. Rombongan kemudian mengejar ke salah satu pangkalan.

Ternyata pangkalan yang ada di sebuah kompleks perumahan itu hanya menerima 15 tabung setiap harinya. Baru saja truk dari agen datang mengedrop. Biasanya pangkalan itu menerima 40 tabung sebelum terjadi kelangkaan.

"Nah, ini bukti lagi. Jadi tolong nanti seluruh agen dikumpulkan, tidak boleh diwakilkan. Kita undang SPBBE, Hiswana Migas, saya ingin tahu apakah benar semuanya sudah sesuai prosedur," pungkasnya. (wan)

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement