LAMPUNG – Perubahan harga barang dan jasa membuat Bandar Lampung kembali mengalami deflasi pada Mei 2013 sebesar 0,40 persen. Deflasi ini juga membuat Bandar Lampung menempati peringkat ke 51 dari 66 kota yang diamati perkembangan harganya.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, Bambang Widjonarko mengatakan, beberapa komoditi yang dominan memberikan andil deflasi di antaranya bawang merah, bawang putih, emas perhiasan, tomat, beras, ikan tongkol segar, ikan mas segar, ikan kembung segar, nangka muda, semangka, dan minyak goreng.
"Kelompok bahan makanan memberikan andil deflasi terbesar, yakni 0,53 persen dan kelompok sandang sebesar 0,09 persen," katanya, Selasa (4/6/2013).
Bambang mengatakan, hanya kedua kelompok dari tujuh kelompok pengeluaran itu yang memberikan andil deflasi sebesar 0,40 persen terhadap perekonomian Bandar Lampung.
Sedangkan lima kelompok pengeluaran lainnya menahan laju deflasi atau mengalami inflasi yakni, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami inflasi sebesar 0,17 persen.
Kemudian kelompok Kesehatan inflasi sebesar 0,03 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga sebesar 0,01 persen. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau inflasi sebesar 0,01 persen.
"Satu kelompok lainnya, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan tidak memberikan andil apa-apa," katanya.
Sementara itu, berdasarkan perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), deflasi Bandar Lampung terjadi karena adanya penurunan indeks pada kelompok Bahan Makanan yang turun sebesar 1,83 persen, kelompok Sandang turun 1,60 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang turun 0,01 persen.
Sedangkan kelompok kesehatan mengalami kenaikan indeks sebesar 0,99 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar naik 0,75 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik 0,12 persen. Dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik 0,03 persen. (wan)
(Widi Agustian)