JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih bertahan positif. Hal tersebut setelah rilis data-data ekonomi AS yang memperlihatkan pertumbuhan yang masih melambat sehingga masih memungkinkan untuk perpanjangan stimulus The Fed.
Menurut Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, di sisi lain pelaku pasar juga merespons positif langkah-langkah bank sentral regional yang berusaha untuk tetap mempertahankan kestabilan pasar.
"Seperti People Bank of China (PBoC) yang ingin menambah likuiditas untuk mengatasi krisis likuiditas kas di perbankannya," ujarnya di Jakarta, Senin (1/7/2013).
Selain itu, Bank sentral Vietnam yang mendevaluasikan mata uangnya dan memangkas suku bunga valas dalam dolar AS untuk memperbaiki neraca pembayaran. "Tetapi, apresiasi ini tertahan dengan aksi menahan diri terhadap rilis data-data ekonomi pada pekan depan," kata Reza.
Pada akhir pekan kemarin, kurs tengah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) tercatat berada di Rp9.929 per USD, dengan kisaran perdagangan Rp9.879-Rp9.979 per USD.
(Martin Bagya Kertiyasa)