JAKARTA – Momentum Lebaran biasanya identik dengan aksi pulang kampung alias mudi. Moda kereta api merupakan salah satu yang paling digemari masyarakat untuk melakukan mudik.
Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Sugeng Priyono mengatakan, arus mudik berpotensi menaikkan pendapatan KAI. Potensi kenaikan ada di kisaran 10 persen-20 persen.
"secara total, potensi naiknya pendapatan kisarannya 10 persen sampai 20 persen, kalau untuk pastinya berapa saya tidak bisa," ucap Sugeng kepada Okezone, Jakarta, Minggu (21/7/2013).
Menurut Sugeng, kenaikan pendapatan tersebut karena di sokong dari perjalanan sebelum Lebaran untuk rute barat tujuan timur yang terbilang lebih mahal dibandingkan arah dari timur tujuan barat.
"Kalau mudik, pra-Lebaran itu relatif lebih mahal dari barat menuju timur seperti Jakarta-Madiun, tapi setelah Lebaran yang relatif mahal dari timur menuju barat, arah sebaliknya," tambahnya.
Selain itu, kata Sugeng, adapun kenaikan biaya yang harus ditanggung oleh KAI, seperti biaya operasional dengan menambahkan pengamanan dan biaya pendukung-pendukung lainnya. "Naiknya biaya operasional pasti ada, biaya pendukung pasti naik, ada penambahan pengamanan," tutupnya.
(Widi Agustian)