Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Profit Taking Bikin IHSG Lebih Variatif

Rizkie Fauzian , Jurnalis-Minggu, 28 Juli 2013 |10:49 WIB
<i>Profit Taking</i> Bikin IHSG Lebih Variatif
A
A
A

JAKARTA - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan bergerak variatif. IHSG cenderung melemah meskipun sempat menguat pada pertengahan pekan. Selain itu, masih maraknya aksi profit taking juga turut membuat IHSG belum mampu keluar dari zona negatifnya.

Menurut Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, selain faktor eksternal dari imbas spekulasi The Fed akan mulai mengurangi stimulusnya, beberapa rilis laporan keuangan emiten global yang kurang baik, dan juga dari sentimen internal dimana pelemahan Rupiah masih menjadi momok bagi pelaku pasar.

"Sepanjang pekan kemarin, asing yang sebelumnya sudah berkurang dalam melakukan nett sell, di pekan kemarin kembali meningkatkan nett sell nya yang tercatat sebesar Rp230.53 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya senilai Rp120,42 miliar," jelasnya dalam riset, Minggu (28/7/2013).

Menurutnya, mulai adanya aksi profit taking dan laju bursa saham global yang mulai variatif di awal pekan membuat IHSG hanya bergerak tipis. Belum adanya trigger positif dan kenaikan selama lima hari berturut-turut di pekan sebelumnya dimanfaatkan pelaku pasar untuk cenderung melepas positif.

"Pelaku pasar pun akhirnya menyadari bahwa laju Rupiah makin terperosok kian dalam sehingga menimbulkan ekspektasi bahwa BI akan menaikkan kembali BI rate dan akan mengganggu kinerja dari emiten yang memiliki eksposur biaya dalam USD. Begitu pun dengan adanya berita kenaikan suku bunga untuk kartu kredit menambah
sentimen negatif," paparnya.

Lebih lanjut, IHSG selama sepekan mengalami penurunan 65,54 poin atau 1,39 persen dibadingkan pekan sebelumnya yang naik 91,30 poin atau 1,97 persen. Penurunan ini juga terjadi pada indeks utama lainnya dimana indeks JII memimpin penurunan 2,58 persen dan diikuti indeks ISSI dan IDX30 yang masing-masing turun 1,98 persen dan 1,90 persen.

Di sisi lain, laju indeks sektoral mayoritas tercatat negatif meskipun hanya ada 1 sektor yang menguat yaitu indeks infrastruktur sebesar 0,36 persen. Sementara, pelemahan tertinggi dialami konsumer sebesar 4,17 persen, manufaktur sebesar 2,88 persen, dan properti sebesar 2,79 persen.

"Diperkirakan pekan depan, IHSG akan berada pada rentang Support 4.557-4.605 dan Resisten 4.738-4.768, secara teknikal mingguan masih berada di sekitar
area oversold sehingga masih banyak ruang yang cukup besar bila IHSG mau untuk bergerak naik. Tetapi, tentunya juga harus didukung sentimen yang ada," pungkas Reza. (kie)

(Widi Agustian)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement