JAKARTA - Ladang minyak di Irak mampu menghasilkan produksi 1,8 juta barel per hari dari satu sumur. Tidak heran jika Irak merupakan salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia.
"Satu ladang dia (Irak) ada 1,8 juta barel per hari. Kita mana kuat, gede banget. Ada juga di Nurmaila hasilkan produksi minyak 2,3 juta barel per hari. Gede-gede banget, 1 sumur-sumurnya aja ada yang muncrat minyak 10 ribu barel," ungkap Dubes RI untuk Irak Safzen Noerdin seusai acara Oil Business Meeting : Minyak untuk Sebuah Persahabatan, di Wisma Elang Laut, Jakarta, Jumat (17/10/2013)
Safzen menambahkan, dengan begitu besarnya hasil produksi minyak di Irak, seharusnya dapat dimanfaatkan dengan investasi layaknya Pertamina. "Dapat 10 persen aja udah bagus," katanya.
"Makanya Pertamina lakukan kerjasama-kerjasama itu, tidak kerjakan di lapangan hanya siapkan modalnya saja. Karena perusahaan kita untuk membuka ladang minyak di sana kurang kuat," tambah dia.
Oleh karena itu, dia menilai dengan adanya pertemuan ini pula diharapkan pengusaha-pengusaha swasta dapat investasi di perusahaan minyak nasional Irak.
"Ini kan bidang lain yang kita tawarkan, karena kalau kita buka ladang kan enggak sanggup. Jadi saya tidak bisa katakan investasi berat bagi kita, tapi pekerjaannya driliingnya, ngebornya itu kan semua ambil pekerjaannya oleh swasta," tutupnya.
Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia dengan Kementerian Minyak Irak telah menjalin kerjasama melalui PT Pertamina (Persero). Pertamina telah menjadi salah satu investor yang berinvestasi di perusahaan minyak nasional Irak.
Kerja sama itu antara lain untuk menambah adangan minyak Indonesia yang hanya sebesar 3,7 miliar barel. Dengan kerja sama dengan Irak diharapkan dapat menambah produksi minyak Indonesia yang tercatat sebesar 830 ribu barel per hari.
(Martin Bagya Kertiyasa)