SURABAYA - Perkembangan bisnis e-commerce di Indonesia semakin meningkat dalam lima tahun terakhir dan diprediksi pada tahun 2016 akan meningkat tiga kali lipat menjadi 25 miliar dolar AS atau setara Rp295 triliun.
"Perkembangan bisnis E-commerce di Indonesia melesat dalam lima tahun terakhir, dan di tahun 2016 diprediksi naik tiga kali lipat menjadi 25 miliar dolar AS hingga Rp295 triliun," kata Presiden Direktur Paramount Land, Ervan Adi Nugroho, di Surabaya, Kamis, (28/1/2016).
Ia mengatakan hasil riset tersebut diprakarsai oleh Asosiasi E-commerce Indonesia (Idea), Google Indonesia, dan TNS (Taylor Nelson Sofres) yang memperlihatkan bahwa tahun 2013, nilai pasar E-commerce Indonesia mencapai 8 miliar dolar AS atau setara Rp94,5 triliun.
"Potensi ini dibarengi dengan jumlah pengguna internet mencapai 82 juta orang atau sekitar 30 persen dari total penduduk di Indonesia. Melihat dari data ini, dapat dipastikan bahwa potensi pasar E-commerce di Indonesia sangatlah besar," ujarnya.
Kemajuan teknologi secara digital, lanjutnya, telah menguasai pasar e-commerce, tidak terkecuali pasar properti. Pemasaran secara daring lebih memudahkan konsumen karena jangkauan viral menjadi lebih dekat ke target market secara langsung.
Berdasarkan hasil survei calon pembeli properti, urutan pertama pertimbangan konsumen properti untuk mencari apa yang diinginkan adalah melalui situs properti, sehingga cara-cara konvensional akan tergerus dengan sistem pemasaran daring.
"Masyarakat saat ini lebih senang mencari segala sesuatu yang praktis melalui teknologi untuk menghemat waktu, proses lebih efisien karena tinggal membuka gadget atau dawai,"terangnya.