BATAM - Potensi Batam sebagai kawasan free trade zone (FTZ) semakin meredup. Investor asing lebih memilih menanamkan investasinya di negara-negara yang dianggap ramah bagi investor seperti Vietnam, Thailand, serta Malaysia.
Ketua Badan Pengurus Daerah Kepulauan Riau HIPMI Sukriadi mengatakan faktor hengkangnya investor ke negara ASEAN lain karena adanya Perda bermasalah, regulasi yang menyulitkan, serta iklim investasi yang tidak kondusif.
"Di Vietnam contohnya untuk investasi jauh lebih murah karena bebas pajak, plus ada tax holiday-nya," tegas Sukriadi, di sela Rakernas XIV Hipmi di Batam, Kamis (4/3/2010).
Biaya ekonomi tinggi juga membebani pengusaha domestik maupun asing Seperti terus naiknya UMK, tingginya biaya perumahan, sembako, serta tingginya ongkos transportasi, dll.
Sementara itu, mengenai potensi Batam sebagai ajang Meeting, Incentive, Convention, and Exibition (MICE), Sukriadi mengatakan peluang meningkatkan MICE cukup terbuka, mengingat strategisnya letak Batam sebagai transit perdagangan dunia.
Hipmi Kepulauan Riau meminta pemerintah daerah mampu meningkatkan nilai jual Batam sebanding Singapura. "Cuma sekarang bagaimana Pemda mengelola nilai value Batam lebih tinggi. Caranya dibuatlah hal-hal yang lebih menarik dibanding Singapura terutama tempat tempat wisata. Jualan kita selama ini hanya Golf, kuliner, dan tempat tempat hiburan," tegas Sukriadi.