JAKARTA - Menteri BUMN telah mengajukan tiga nama calon Direktur Utama PLN kepada Tim Penilai Akhir (TPA) beberapa waktu lalu.
"Fit and proper test kemarin awalnya sembilan direksi, tetapi yang kita ajukan ke Tim Penilai Akhir (TPA) berjumlah tiga orang yang masing-masing masih dalam lingkup keluarga PLN," ujarnya, di Jakarta, akhir pekan ini.
Ketiga orang yang dipilih pun harus ada persetujuan dari Wakil Presiden, Menteri Keuangan, Menteri BUMN, dan Menteri ESDM. Adapun tiga orang tersebut merupakan orang pilihan dari keluarga PLN. Di mana dari ketiga orang pilihan tersebut akan dipilih satu Dirut PLN yang baru.
Alasan dipilihnya Direktur Utama PLN dari internal perusahaan, karena dirinya percaya kepada bekas anak buahnya yang memiliki kompetensi.
"PLN itu seperti bus, yang menampung sekian banyak penumpang (karyawan). Jadi, memang harus dari dalam agar tidak ada guncangan yang mengakibatkan penumpangnya muntah. Saya melihat, selama ini teman-teman di PLN relatif kompeten dan saya percaya sekali," ujar Dahlan.
Dahlan pun sudah menyampaikan rencana pemilihan direktur utama PLN itu kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa sewaktu di Bali. "Sewaktu di Bali, saya berbicara kepada Presiden dan Menko, saya mendapatkan kesimpulan memang harus dari dalam," ujarnya.
Lalu, siapa saja tiga kandidat direktur utama PLN itu yang santer terdengar? Berikut profil singkatnya:
1. Moch Harry Jaya Pahlawan, Direktur Operasi Indonesia Barat.
Dia ditunjuk sebagai direktur Operasi Indonesia Barat sejak Desember 2009. Sebelumnya, dia pernah menjabat sebagai vice president Hubungan Internasional pada April 2008, juga sebagai sekretaris perusahaan (2005-2008), staf ahli Perencanaan Perusahaan (2005-2006), general manager PLN Area Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (2002-2005), dan asisten sekretaris perusahaan (2001-2002).
Lulusan Sarjana Teknik Mesin dari Universitas Indonesia pada 1984 itu juga pernah menjabat manajer Pengawasan Manajemen pada anak perusahaan PLN, PT PJB (1999-2001), dan Kepala Divisi Umum dan Hubungan Investor PT Pembangkitan Jawa Bali (1997-1999).
Harry melengkapi gelar Diploma Pengembangan Ekonomi pada 1991. Gelar S2 di bidang Ilmu Ekonomi Energi lalu diraihnya dari University of Surrey, Inggris pada 1992.
2. Nasri Sebayang, Direktur Perencanaan dan Teknologi.
Nasri diangkat sebagai direktur Perencanaan dan Teknologi PLN sejak Desember 2009. Dia pernah menjabat sebagai kepala Satuan Energi Primer pada April 2008.
Sebelumnya, Nasri sempat menempati posisi sebagai deputi Direktur Independent Power Producers (2006-2008), kepala Satuan Manajemen Risiko (2006), general manager PLN Pembangkitan Muara Tawar (2005-2006), manajer SDM PLN Pembangkitan Muara Tawar (2003-2005), dan kepala Divisi Operasi PLN Proyek Pembangkitan dan Jaringan (Pikitring) Sumatera Utara (2000-2003).
Peraih gelar Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Sumatera Utara pada 1979 itu juga pernah mengepalai beberapa proyek pengembangan hydro dari 1993 hingga 2000. Dia kemudian melengkapi gelar Master Bisnis Administrasi dari Erasmus University and Center for Global Leadership pada 2007.
3. Nur Pamudji, Direktur Energi Primer.
Posisi direktur Energi Primer diperolehnya pada Desember 2009. Sebelumnya, dia adalah general manager PLN P3B Jawa-Bali pada April 2008.
Jabatan lainnya yang pernah disandangnya adalah sebagai manajer Sistem Operasi Pembangkit Jawa-Bali (2005-2008) dan manajer Transmisi untuk Area Sulawesi Selatan (2001-2002). Sepanjang 2004 hingga 2005 memimpin tim pengembangan Sistem Kompetensi SDM PLN.
Bergabung dengan perusahaan pada 1985 sebagai Enjinir Sistem Operasi Pembangkit (1985-2001). Meraih gelar Sarjana Teknik Elektrik dari Institut Teknologi Bandung pada 1985. Nur Pamudji kemudian melanjutkan pendidikan Pasca Sarjana Fakultas Teknik University of New South Wales, Australia pada 1995. Gelar Master of Public Management dari National University of Singapore diraihnya pada 2003.