JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dan PT Microsoft Indonesia bekerja sama untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas pengusaha termasuk usaha kecil dan menengah (UKM).
Kedua belah pihak sama-sama meyakini bahwa teknologi informasi merupakan alat dan solusi kunci dalam peningkatan kemampuan perusahaan dan pebisnis di dalam negeri.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) oleh Ketua Umum Apindo Sofjan Wanandi dan Presiden Direktur PT Microsoft Indonesia Andreas Diantoro.
"Kami menyambut baik jalinan kerja sama Apindo dengan Microsoft Indonesia. Kami berharap dengan kerja sama ini dapat meningkatkan daya saing dan produktivitas pengusaha Indonesia termasuk UKM yang bernaung dalam Apindo," kata Sofjan di Jakarta, Jumat (9/3/2012).
Dengan jumlah anggota sekira 14 ribu perusahaan, Apindo, lanjutnya, menyadari bahwa perlu adanya upaya pemberdayaan untuk mendorong potensi yang dimiliki oleh anggota dalam rangka peningkatan daya saing dan produktivitas perusahaan.
Upaya pemberdayaan itu, kata dia, salah satunya dilakukan dengan penggunaan teknologi informasi secara optimal sehingga bisa memberikan manfaat dalam hal produktivitas, efektivitas, dan efisiensi kerja.
"Melalui pemberdayaan dengan penggunaan teknologi informasi yang tepat, Apindo berharap efektivitas dan efisiensi di perusahaan-perusahan anggota dapat meningkat signifikan dari kondisi saat ini," jelasnya.
Hal tersebut, kata dia, secara langsung akan dapat meningkatkan daya saing dan produktivitas perusahaan ketika harus berkompetisi baik di kancah lokal maupun di lingkup global.
Andreas Diantoro berharap, kerja sama tersebut dapat memberikan manfaat untuk kedua belah pihak. Menurutnya, pemberdayaan perusahaaan di bidang teknologi informasi secara tepat melalui update teknologi dan pelatihan dapat berkontribusi positif bagi perusahaan itu sendiri.
"Microsoft Indonesia berkomitmen untuk turut serta meningkatkan daya saing dan produktivitas perusahaan-perusahaan Indonesia sehingga mampu bersaing secara sehat di dunia bisnis internasional," kata Andreas.
Dia menambahkan, kekuatan entrepreneurship yang kuat merupakan modal dasar ekonomi Indonesia untuk bisa berkembang lebih jauh. Lebih lanjut Andreas mengatakan, kerja sama tersebut juga merupakan wujud dari kesepahaman kedua belah pihak tentang pentingnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
"Peningkatan dan penguatan industri kreatif tidak lepas dari peran HKI. Karenanya, untuk memperkuat daya saing produk lokal, termasuk produk kreatif, HKI patut dipahami, dihargai dan dimanfaatkan sebagai nilai tambah industri di negara kita," ujarnya.
Dengan inovasi, kata dia, maka dapat dihasilkan pasar baru di dalam dan luar negeri, diperbaikinya kualitas produk dan jasa yang dihasilkan, dan ditingkatkannya daya saing dan produktivitas perusahaan.
(Widi Agustian)