Rupiah Ditaksir Terus Melemah

Yuni Astutik, Jurnalis
Senin 21 Mei 2012 07:26 WIB
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Rupiah diprediksi masih akan terkonsolidasi dan akan bergerak pada kisaran Rp9.250-9.300 per USD. Bank Indonesia (BI) diharapkan menahan laju pelemahan rupiah ini.

"BI diharapkan terus menjaga dan melakukan intervensi pasar untuk menahan pelemahan rupiah," kata analis valuta asing, Rahadyo Anggoro di Jakarta, Senin (21/5/20112).

Menurutnya, BI harus selalu menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar sesuai dengan asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2012 sebesar Rp9.000 per USD. Adapun sentimen global yang dapat menahan laju pelemahan rupiah adalah perlambatan ekonomi di China. China sedang menghadapi perlambatan dan beberapa negara berkembang terlihat lebih menarik. Pertumbuhan juga menurun di negara maju.

"Karena itu, negara seperti Indonesia akan menjadi pilihan baik untuk investor. Berdasarkan statistik, pertumbuhan penjualan ritel dan ekspor di China menunjukkan penurunan," katanya.

Menurutnya, hal ini di luar perkiraan banyak analis karena penurunan itu berlangsung cepat. Sementara, masih ada negara berkembang masih memiliki potensi untuk meningkat sekitar 4 persen atau 5 persen.

"Memang banyak negara berkembang yang terpengaruh oleh China dan akan ikut melambat, namun Indonesia masih memiliki ruang untuk tumbuh dan masyarakatnya memiliki daya beli yang tinggi," tuturnya.

Sebagaimana diketahui, pergerakan rupiah pekan lalu cenderung fluktuatif. Bahkan pada pekan lalu, rupiah sempat berada di level lebih dari Rp9.200 per USD. Adapun  penyebabnya adalah dolar AS cenderung menguat seiring pasar yang melihat kondisi peluang keluarnya Yunani dari Uni Eropa. Dalam pasar keuangan, jika terjadi gejolak di euro atau dolar maka mata uang lainnya juga terkena imbasnya, termasuk rupiah.

"Dari dalam negeri Faktor lain yang menyebabkan rupiah melemah adalah karena permintaan valas yang cenderung meningkat seiring kuatnya impor. Hal ini, termasuk impor migas untuk konsumsi BBM di dalam negeri. BI telah mengupayakan stabilisasi nilai tukar rupiah. Beberapa kebijakan tersebut antara lain intervensi di pasar valas maupun pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder," tandasnya.

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya