Ilustrasi. (Foto: Okezone)
JAKARTA - Rupiah diprediksi masih melemah hari ini karena faktor eksternal maupun internal. Salah satunya adalah besarnya permintaan dolar dari dalam negeri.
"Rupiah masih cenderung melemah di level Rp9.375-9.745 per USD. Kondisi ini dipengaruhi kebutuhan dolar di dalam negeri sedang tinggi, terutama untuk impor dan pembayaran dividen," kata analis valuta asing, Rahadyo Anggoro di Jakarta, Selasa (29/5/2012).
Mei ini merupakan jadwal pembayaran dividen perusahaan. Sehingga tekanan rupiah semakin menguat. Namun, Bank Indonesia (BI) tidak akan tinggal diam dan akan melakukan intervensi untuk mengawal pergerakan rupiah ini. Agar pelemahan nilai tukar tidak terus berlanjut, pemerintah perlu menjaga kepercayaan pasar.
"Caranya dengan memperbaiki iklim investasi dan meningkatkan pembangunan infrastruktur secara bertahap. Harapannya, arus modal yang keluar bisa ditekan sekecil mungkin," katanya.
Sebagaimana diketahui, pada penutupan sore kemarin, rupiah ditutup melemah ke level Rp9.350-9.450 per USD. Pelemahan ini karena pasar tidak tertarik untuk memperdagangkan rupiah di saat kondisi global yang tidak menentu.
"Dolar cenderung menguat sehingga mata uang lain melemah. Hal ini mengakibatkan likuditas dolar terbatas di market sedangkan permintaan terhadap dolar semakin meningkat," tuturnya.
(Widi Agustian)