JAKARTA - Kalangan pengusaha menuding Bank Indonesia (BI) tidak siap dalam mempersiapkan pasokan valas khususnya dolar (AS) di dalam negeri. Hal ini membuat dolar semakin langka di pasar.
"Bank Sentral kan harusnya sudah bisa memprediksi berapa dolar yang dibutuhkan. Kalau sampai suplainya kurang dan tidak ada yang mau jual (dolar), ya pasti melemah," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi ketika dihubungi Okezone, Rabu (30/5/2012).
Sofyan menilai, saat ini, Pertamina sebagai pengimpor minyak adalah pihak yang paling membutuhkan dolar (AS) dalam jumlah banyak.
"Pertamina lagi butuh banyak, eksportir juga butuh, reservenya BI harus siap," dia menambahkan.
Namun, di sisi lain, Sofyan juga mendukung langkah BI yang akan menerbitkan term deposit dalam bentuk dolar (AS) yang berfungsi menyimpan kelebihan likuiditas valas perbankan di dalam negeri agar tidak dilarikan ke pasar uang di luar negeri. Cara ini juga sekaligus menjaga nilai tukar rupiah agar stabil. Beberapa hari ini, nilai tukar dolar (AS) terpuruk mencapai Rp9500. (gna)
(Rani Hardjanti)