Rupiah Masih Tertekan

Yuni Astutik, Jurnalis
Kamis 31 Mei 2012 07:16 WIB
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar diprediksi masih akan tertekan, meskipun Bank Indonesia (BI) sudah melakukan intervensi dan menjaga nilai rupiah di pasar.

"Besok tekanan masih ada, karena krisis yang terjadi Eropa khususnya Yunani belum selesai," kata analis valuta asing David Summual saat dihubungi Okezone di Jakarta, Kamis (31/5/2012).

Menurutnya, BI sudah stand by di pasar. Apalagi 3-4 hari terakhir, bank sentral tersebut semakin gencar melakukan intervensi. David menambahkan, ketidakpastian di Eropa lah yang membuat investor menahan mata uang dolar yang dimilikinya. Hal itu lah yang menyebabkan mata uang rupiah semakin melemah, kalaupun sempat menguat kisarannya sempit.

"Jadi bukannya tidak ada likuiitas dolar di market," katanya singkat.

Kondisi yang tidak menentu tersebut, diperparah dengan adanya pernyataan dari Perdana Menteri China Wen Jiabao. Dalam pernyataannya, Wen menyebut tidak akan memilih stimulus fiskal seperti yang pernah terjadi pada 2008 lalu.

"Ini memberikan sentimen negatif ke mata uang euro dan mata uang emerging market yang banyak kaitannya dengan China," akunya lagi.

Untuk hari ini, lanjutnya, nilai tukar rupiah diprediksi masih akan tertekan dengan ressistance Rp9.500 per USD. Indonesia menurutnya, merupakan salah satu di antara banyak negara yang mata uangnya alami pelemahan.

"Indonesia salah satu yang melemah, dolar Australia juga, kemudian kalau peso Meksiko. Dan mata uang emerging market lainnya," tandasnya.

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya