SOLO - Sejumlah pengecer gas elpiji tiga kilogram (kg) di kota Solo mengeluh atas dikuranginya pasokan yang diterimanya. Akibatnya, keberadaan gas menjadi langka. Padahal kuota untuk kota Solo sudah ada penambahan sebesar 3,5 persen.
"Dalam minggu ini pasokan ke toko kami dikurangi. Jika seminggu lalu biasanya kami dipasok sebanyak 30 tabung gas 3 kg-an per hari, minggu ini hanya dipasok 10 tabung saja," ungkap Dwi, karyawan Toko Bambang, pengecer gas elpiji 3 kg, di kawasan Jalan Gajah Mada, Solo, Jawa Tengah, Jumat (8/6/2012).
Akibatnya, kata Dwi, karena stok terbatas, konsumen menjadi saling berebut untuk mendapatkannya. Bahkan tidak jarang, ada konsumen yang sudah antri sebelum toko dibuka.
"Meskipun bisa dibilang terjadi kelangkaan, namun kami tetap menjual dengan harga seperti biasa sebelum langka, yakni Rp14.500 per tabung," ungkapnya.
Hal senada juga dikemukakan, Agus, pemilik toko kelontong di kawasan Mangkubumen Solo. Agus mengatakan bahwa biasanya tokonya mendapat pasokan gas elpiji ukuran 3 kg sebanyak 18 tabung per hari. "Tetapi mulai Senin (4/6/2012) kemarin, saya hanya dipasok sebanyak 10 tabung saja,” ungkapnya.
Soal kenapa terjadi pengurangan pasokan ke tingkat pengecer ? baik Dwi maupun Agus mengaku tidak mengetahu secara pasti penyebabnya. "Tahu-tahu kami dikurangi," ujarnya.
Sementara di tempat terpisah, Kepala Divisi Pengawas Gas 3 Kg Hiswana Migas wilayah Surakarta, Budi Prasetyo mengatakan bahwa sampai saat ini tidak terjadi pengurangan kuota gas elpiji ukuran 3 kg untuk kota Solo.
"Juni 2012 ini kuotanya sebesar 17.776 tabung per hari. Bahkan untuk bulan ini pula terjadi penambahan sebesar 3,5 persen," jelasnya.
Lebih lanjut, Budi Prasetyo mengaku heran kenapa bisa terjadi kelangkaan. "Kami akan melakukan cheking lapangan. Kalau seandainya benar-benar terjadi kelangkaan maka kami Hiswana bersama-sama dengan Pertamina akan menggelar ekstra dooping," ungkapnya.