Bisnis Liem Sioe Liong yang Makin Menggurita

, Jurnalis
Minggu 10 Juni 2012 21:56 WIB
Sudono Salim. (Foto: explow)
Share :

Konglomerat dari grup Salim mengawali kariernya dari nol. Jatuh bangun dalam menjalankan bisnis pun kerap dialaminya. Namun, kerja kerasnya dalam membangun usaha akhirnya membuahkan hasil.

Dilansir dari berbagai sumber, Minggu (10/6/2012), awal mula kariernya dimulai dari diversifikasi bisnis perdagangan minyak kacang ke pasar cengkeh, yang ternyata sangat berkembang dengan cepat karena banyak permintaan untuk produksi rokok kretek.

Pria yang biasa disapa Om Liem ini meninggalkan Fujian, China pada 1936 untuk bergabung dengan saudaranya Liem Sioe Hie dan saudara iparnya Zheng Xusheng di Medan, Sumatera Utara.

Pada 1952, Salim memperluas bisnis perdagangannya yang merangkul koneksinya dengan pengusaha etnis China di Singapura dan Hong Kong. Pabrik sabun yang dimilikinya, menjadi salah satu pemasok utama untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Liem kemudian memperluas bidang usahanya ke sektor tekstil dan perbankan, sehingga dia akhirnya mendirikan bank swasta terbesar di Indonesia Bank Central Asia. Setelah merger pada 1968, dia mendapatkan hak untuk monopoli impor cengkeh.

Selain itu, taipan kelahiran 10 September 1915 ini membentuk joint venture dengan pebisnis Hockia membangun perusahaan tepung terbesar di Indonesia. Kedua perusahaan ini membantunya meraup modal untuk membangun perusahaan semen raksasa Indocement pada 1973. Serta pada 1990 dia mendirikan perusahaan produsen makanan Indofood.

Kemudian, Salim menyerahkan singgasana kepemimpinannya Salim Group pada konglomerat yang notabene anaknya sendiri, Anthony Salim dan Harlim Exstrada pada 1992. Pada 1997, Grup Salim tercatat memiliki harta kekayaan sebesar USD20 miliar dan termasuk perusahaan yang membuka lapangan kerja untuk 200 ribu orang.

Saat terkena krisis ekonomi pada 1998, Liem pun harus merogoh koceknya sebesar USD4,8 miliar untuk membayar utangnya. Saat itu, Salim pun terbang ke Singapura untuk menghindari kerusuhan 1998. Namun demikian, sang anak mencoba untuk membangkitkan kembali usaha sang ayah hingga kini. Majalah Forbes pun menobatkan Liem sebagai orang terkaya di Asia Tenggara dari 25 pebisnis lainnya pada 2004 dengan kekayaan bersih USD655 juta.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya