Investor Cenderung Hiraukan Bailout Spanyol

Yuni Astutik, Jurnalis
Selasa 12 Juni 2012 09:39 WIB
Share :

JAKARTA - Bailout atau dana talangan yang diberikan kepada Spanyol sebesar 100 miliar euro atau setara dengan USD125 miliar dinilai menjadi sentimen positif serta menggairahkan pasar saham internasional. Namun, saham-saham di saham-saham di Amerika Serikat (AS) malah menunjukkan sebaliknya.

"Pemberian bantuan bagi bank-bank yang kekurangan modal di Spanyol menjadi sentimen positif sehingga mendorong penguatan euro, dan juga pada penguatan rupiah. Likuiditas pinjaman ke perbankan Spanyol itu berhasil menggairahkan pasar saham internasional," kata analis valuta asing, Rahadyo Anggoro kepada Okezone di Jakarta, Selasa (12/6/2012).

Rahadyo menambahkan, pinjaman baru ini akan memberikan sentimen positif kepada investor global yang dalam seminggu terakhir terus menekan euro akibat kondisi perbankan Spanyol yang memburuk. Dia menambahkan, imbas pemberian bantuan di pasar obligasi adalah yield obligasi Spanyol untuk tenor 10 tahun langsung turun ke bawah enam persen.

Indikasi ini menguntungkan pemerintah karena tak harus membayar biaya berlebih atas surat utang yang diterbitkan pemerintah. Namun pada kenyataannya, sisi positif tersebut belum mampu mengangkat Wall Street, saham-saham di Amerika Serikat (AS) merosot.

Paket bantuan likuiditas Eropa untuk bank Spanyol tidak mengurangi kekhawatiran investor tentang kondisi keuangan zona euro, dan perlambatan ekonomi global. Pasar ekuitas memang sempat rebound pada awal perdagangan, namun reli itu cepat tertahan oleh penurunan tajam di pasar.

Terpantau Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 142,97 poin atau 1,14 persen ke 12.411,23, indeks Standard & Poor 500 (SPX) jatuh 16,73 poin atau 1,26 persen ke 1.308,93, dan Nasdaq Composite Index (IXIC) merosot 48,69 poin atau 1,70 persen ke 2.809,73.

Investor nampaknya masih mewaspadai krisis di Spanyol akan menambah masalah menjelang pemilihan 17 Juni di Yunani, dan berpotensi menendang Yunani dari zona euro. Kekhawatiran bertambah saat ekonomi di seluruh dunia menunjukkan tanda-tanda melambat.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya