Aktivitas Perekonomian Jabar Selatan Belum Berkembang

Ujang Marmuksinudin, Jurnalis
Rabu 13 Juni 2012 19:00 WIB
Ilustrasi. (Foto: Corbis)
Share :

CIAMIS - Aktivitas perekonomian masyarakat di Jawa Barat (Jabar) bagian Selatan dinilai masih belum berkembang. Padahal, saat ini Jabar Selatan dinilai sudah mempunyai infrastruktur yang memadai.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat Deny Juanda Puradimaja mengungkapkan, belum berkembangnya perekonomian masyarakat di Jawa Barat merupakan persoalan serius yang menjadi perhatian Pemprov Jabar.

"Kalau melihat infrastruktur menurut saya Jabar Selatan sudah memadai. Sekarang jalur Selatan sudah terwujud dan sudah tersambung, mulai dari Pelabuhan Ratu Sukabumi sampai Pangandaran, Kabupaten Ciamis dengan jumlah jembatan yang menghubungkan lebih dari 130 buah," kata Deny di sela meninjau Kontes Ternak Jawa Barat, di Pantai Barat Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Rabu (13/6/2012).

Deny menyebutkan, selain sudah tersambung jalur Jabar Selatan jalur menuju tengah Jabar juga sudah baik. Semua jalan dari Jabar Selatan menuju tengah sudah diperbaiki. Termasuk, jalur dari Kota Bandung sampai Rancabuaya sekarang sudah bisa dilalui hanya dalam waktu empat jam saja.

"Dulu bisa berjam-jam, bahkan ke depan sedang di desain bisa di lalui dalam tiga jam," jelas Deny.

Menurut Deny, jalan Cisewu yang dulu kondisinya berkelok-kelok sekarang sudah di buat jalan lurus dan jalan lingkar. Sehingga dari Jakarta menuju Bandung sampai Rancabuaya harus bisa ditempuh dalam lima jam saja.

"Kalau sekarang masih ada daerah yang harus berputar ke Pangandaran terlebih dulu. Nanti semuanya tidak," tandas Deny.

Hanya saja, lanjut Deny, saat ini Pemprov tidak akan melakukan penghotmikan jalan baru di wilayah Jabar selatan terlebih dahulu.

Menurut Deny, kalau pembangunan infrastruktur Jabar selatan terus dilakukan dengan hotmix jalan sementara aktivbitas tidak ada itu sangat di sayangkan. Jadi, perekonomianya harus ditumbuhkan. "Salah satunya melalui pengembangan peternakan ini,” tandasnya.

Sapi Rancah Ikon Jabar

Deny mengungkapkan, saat ini kebutuhan sapi Jawa Barat baru terpenuhi sebanyak 29 persen dari total kebutuhan yang ada. Sisanya, masih mengambilkan dari luar. Harapan ke depan, seluruh kebutuhan protein hewani masyarakat Jabar bisa di penuhi dasri hasil produksi ternak Jabar.

"Secara tidak langsung efek karambolnya akan terbuka lapangan kerja yang luas. Saat ini, angka pengangguran masyarakat jabar masih cukup tinggi mencapai 32 juta dan rata-rata usia 15 tahun ke atas. Aneh kalau di Jabar masih menganggur. Karena pekerjaan itu bukan hanya jadi PNS, tapi mengolah sumber daya alam termasuk budidaya ternak juga pekerjaan yang potensial," tegasnya.

Untuk mendukung itu, Gubernur dan Wali kota harus punya ada kegiatan tematik berdasarkan karakter kewilayaahan salah satunya wilayah Priangan. Yaitu, melakukan intergasi pakan ternak, pertanian dan sektor lainya. Termasuk di Jabar harus dikembangkan ikon untuk sapi.

"Salah satunya akan menjadikan sapi Rancah dari Ciamis menjadi sapi ikon Jawa Barat," kata Deny.

Bupati Ciamis Engkon Komara menyampaikan, selain sapi, saat ini Ciamis merupakan pemasok ayam potong ke dua terbesar di Jabar, perputaran uang mencapai Rp2 triliun ditambah sapi dan kerbau menjadi potensi luar biasa untuk dikembangkan.

"Ada potensi luar biasa di masyarakat Ciamis yaitu masyarakat sudah terbiasa memelihara kambing dan domba di rumah masing-masing. Kalau potensi ini digarap serius, akan menjadi komoditas yang luar biasa karena dari segi kondisi alam Ciamis masih memungkinkan masioh banyak hamparan rumput dan ladang," pungkas Engkon.

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya