JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengaku telah memperbanyak unit Stasiun Pengisan Bahan Bakar Umum (SPBU) mobile yang tersebar di wilayah Indonesia dengan nilai investasi mencapai Rp300 juta per unit. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya menargetkan hingga Agustus, pengoperasian SPBU mobile mencapai 200 unit.
"Sudah cukup banyak kemarin di Makassar di Balikpapan kita resmikan. Ada 11, di Kalimantan itu total ada 20, di Surabaya, Jakarta, mungkin secara nasional 50 sampai 60, target kita di akhir Agustus ada 200 SPBU," kata Hanung, saat menghadiri Introducing New Pertamax Racing Outlets, di SPBU COCO 31.129.02, Jl. H. Rasuna Said Kuningan, Jakarta, Jumat (20/7/2012).
Hanung merincikan, nilai investasi SPBU mobile yang mencapai Rp300 juta per unit tersebut terdiri dari mobil tangki 5.000 liter yang sudah dipasang pompa. Kemudian diberi meteran yang dilengkapi tanda terima. Dia menambahkan, pengadaan SPBU tersebut untuk melaksanakan Peraturan Menteri tentang dilarangnya penggunaan BBM bersubsidi untuk kendaraan pertambangan dan perkebunan.
"Untuk mengantisipasi efektif mobil angkutan untuk mobil pertambangan dan perkebunan memakai solar PSO. Di samping memenuhi kebutuhan solar tersebut, mobile SPBU akan kita salurkan premium nonsubsidi untuk memasok di Kalimantan khusus di perbatasan," tambah Hanung.
Selain SPBU mobile yang mengadakan solar non-PSO, SPBU mobile juga mengadakan premium non-PSO dengan perbedaan Rp400 dengan Pertamax. "Sekarang sudah banyak, di Kalimantan sudah ada. Harga di Jakarta Rp8.200-an, beda dengan pertamax Rp400," ungkap Hanung.
Hanung berharap, dengan adanya pengadaan SPBU mobile tersebut dapat mengurangi penyimpangan BBM bersubsidi.
"Mudah-mudahan bisa mengurangi penyimpangan penyalahgunaan PSO solar khususnya di Kalimantan, kita lihat pada antre, kemudian penadahnya di jual ke industri," tutup Hanung.