Pengusaha Tahu Tempe Jatim Siap-siap "Bangkrut"

Eko Suryono , Jurnalis
Selasa 24 Juli 2012 20:47 WIB
Ilustrasi. (Foto: okezone)
Share :

BANYUWANGI - Sejumlah pengusaha tahu dan tempe di wilayah kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mengeluhkan  tingginya harga kedelai impor yang menjadi bahan baku utama mereka. Tingginya harga kedelai tersebut, mengancam pengusaha tahu dan tempe untuk gulung tikar.

Adapun melonjaknya harga kedelai impor tersebut diduga  akibat harga kedelai dipasaran yang melambung tinggi dan tersendatnya pasokan kedelai ke daerah. Selain itu, naiknya harga kedelai sepekan terakhir ini membuat sejumlah pengusaha tempe mengeluh, lantaran omzet penjualan tempe menurun.

Salah satu pengusaha tempe di lingkungan Kalilo, Kelurahan Pengantigan, Banyuwangi, Jawa Timur Tukiman mengaku harga kedelai terus naik secara bertahap sejak sepekan terakhir ini.

Menurutnya, harga kedelai impor yang menjadi bahan baku utama membuat tempe olahannya sekarang mencapai Rp8 ribu per kilogramnya (kg). Sebelumnya, harga kedelai hanya Rp6.500 per kg.

"Untuk bisa bertahan, saya terpaksa harus mengurangi ukuran tempe kemasannya," kata Tukiman, Selasa (24/7/2012).

Hal serupa juga dikeluhkan pedagang tahu tempe di pasaran. Santi misalnya, pedagang tempe di pasar kota Banyuwangi ini mengaku tingginya harga kedelai sangat berdampak pada pembeli tempe di pasar. Sebab, selain harga tempe naik, kemasannya pun lebih kecil dari sebelum harga kedelai naik.

Melonjaknya harga kedelai impor sebagai bahan baku utama tahu dan tempe ini pun dibenarkan oleh sejumlah distributor kedelai di Banyuwangi. Salah satunya adalah Winarti, distributor kedelai di jalan Susuit, Tubun, Banyuwangi, Jawa Timur.

Menurutnya, harga kedelai impor saat ini mencapai Rp7.600 dari sebelumnya sebelumnya hanya Rp6 ribu per kg. Sedangkan harga kedelai lokal mencapai Rp7.400 dari sebelumnya hanya Rp5.800 per kg. Kenaikan harga kedelai impor tersebut, menurutnya disebabkan gagal panen di luar negeri, sehingga pasokan bahan baku utama untuk membuat tahu dan tempe tersebut tersendat.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya