JAKARTA - Ketidakpastian kondisi perekonomian global membuat Indonesia harus mampu menjaga kesehatan fiskalnya. Hal ini perlu dilakukan jika Indonesia ingin mencapai pertumbuhan ekonomi yang masksimal.
"Keseimbangan antara kebijakan fiskal yang mampu memberikan stimulus pembangunan sekaligus mengedepankan semangat kehati-hatian (prudent) perlu dilakukan," tegas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidato kenegaraannya, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2012).
Menurutnya, rasio defisit anggaran terhadap total PDB, perlu dijaga pada tingkat yang aman. Selain itu, upaya peningkatan kualitas belanja negara terus dilakukan baik melalui upaya efisiensi. "Kita harus menjamin kelancaran penyerapan anggaran, dan penghilangan sumber-sumber kebocoran anggaran," tambah dia.
SBY menekankan perlunya memiliki kebijakan fiskal yang sehat. Pasalnya, krisis yang terjadi di banyak negara maju utamanya disebabkan oleh keadaan fiskal mereka yang tidak sehat.
"Defisit tinggi, demikian pula rasio utang terhadap PDB. Mari kita cegah keadaan fiskal kita menjadi tidak sehat dan rapuh sebagaimana yang dialami oleh banyak negara," kata SBY.
Di sisi lain, persoalan angka subsidi yang terlalu besar juga mengurangi ruang gerak anggaran kita (fiscal space). Karenanya, SBY meminta masyarakat sadar dan bertanggung jawab, agar perekonomian Indonesia semakin sehat.
"Kita tata kembali besaran subsidi kita, sehingga akhirnya subsidi itu menjadi tepat sasaran dan tepat jumlah," pungkasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)