JAKARTA - Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mendukung usulan Wakil Gubernur DKI Tjahaja Purnama yang meminta kuota BBM bersubsidi Jakarta dikurangi.
Kepala BPH Migas Andy Noorsaman Sommeng mengakui, usulan wakil Gubernur yang akrab disapa Ahok itu baik. Pasalanya, Jakarta merupakan kota yang mendapatkan jatah kuota BBM bersubsidi paling besar.
"(DKI Jakarta) daerah yang mendapatkan subsidi lebih banyak," kata Andy seusai menghadiri penganugerahan Efisiensi Energi Nasional di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Kamis (20/12/2012) malam.
Andy mengungkapkan, konsumsi rata-rata Jakarta sekira tiga juta kilo liter (kl) atau 6,8 persen dari kuota nasional. Hal ini karena tidak efisiennya penggunaan BBM akibat kemacetan.
"Premiumnya saja (3 juta kl). Di daerah kan satu liter bisa 15 kilometer (km). Kalau Jakarta satu liter hanya bisa dua km karena macet," jelas Andy.
Andy menambahkan, jika memang usulan tersebut dikabulkan, pengurangan kuota untuk di Jakarta dapat mengurangi overkuota yang selama ini di atas 30 persen.
"Lagipula di Jakarta itu kan overkuota lebih dari 30 persen kan," tegas Andi.
Menurut Andy, Jakarta merupakan kota yang sudah pantas dikurangi BBM subsidinya karena perekonomian Jakarta tergolong cukup baik.
"Jakarta kan ekonominya cukup baik kemudian BBM dikurangi itu bagus secara nasional," tutup Andi.