JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi akan berada di zona merah. Pergerakan dolar AS nampaknya mendapat sentimen positif sentimen yang ada.
Menurut Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, di satu sisi terjadi penguatan dolar AS setelah keluar rilis penurunan klaim pengangguran AS yang berdampak positif.
"Rupiah berada di zona merah, namun tergantung dengan sentimen yang mempengaruhinya. Data rilis menunjukkan pengangguran di AS berkurang mampu menekan gerak rupiah," katanya di Jakarta, Senin (18/2/2013).
Reza menambahkan, adanya komentar pro moneter ketat dari salah satu petinggi The Fed, James Bullard, yang mengkhawatirkan besarnya pemberian stimulus moneter oleh The Fed, dan dampak yang ditimbulkan saat penarikan kembali stimulus tersebut.
"Di sisi lain, salah satu petinggi BoE, Ben Broadbent, justru bersikap pro moneter longgar meskipun dia tidak sepenuhnya yakin kebijakan tersebut dapat membantu pemulihan ekonomi secara signifikan," tambah Reza.
Lebih lanjut, menurutnya, selain itu, apresiasi dolar AS terjadi setelah nilai Euro melemah pasca rilis turunnya GDP di Eropa dan beberapa negara kawasan lainnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)