JAKARTA - Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi menguat. Hal tersebut seiring dengan spekulasi pidato The Fed pada Selasa 26 Februari malam.
Menurut Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, keputusan The Fed yang kemungkinan masih akan mempertahankan kebijakan bond buying programnya untuk lebih memulihkan kondisi ekonomi AS, menyeret pergerakan rupiah menjadi lebih positif.
"Selain keputusan The Fed, rupiah juga dipengaruhi oleh anjuran dari Bank Indonesia (BI) kepada para eksportir untuk menempatkan dana hasil ekspornya di dalam negeri," kata Reza, di Jakarta, Rabu (27/2/2013).
Kendati demikian, Reza mengungkapkan, apresiasi tersebut tertahan oleh sentimen dari pemilu di Italia yang kemungkinan akan berlangsung dua putaran karena memunculkan spekulasi partai-partai antipenghematan akan menang.
"Namun, sentimen negatif muncul dari pemilu Italia, pergerakan rupiah mungkin akan sedikit tertahan dengan berita ini," ungkapnya.
Sekadar informasi, Rupiah menurut kurs tengah Bank Indonesia (BI) Selasa (26/2/2013) menguat ke Rp9.705 per USD dibandingkan periode perdagangan sebelumnya, Rp9.713. Sementara, Bloomberg menyebutkan rupiah ada di posisi Rp9.707.
Tapi yahoofinance melansir jika rupiah di tutup di Rp9.705 per USD. Di mana kisaran perdagangan harian rupiah ada di Rp9.705-Rp9.708.