JAKARTA - HSBC memperkirakan, adanya pergeseran pada perdagangan dunia dapat membuka peluang bisnis Indonesia untuk menjadi posisi yang terbaik dalam mendorong pertumbuhan perdagangan internasional.
Head of Commercial Banking HSBC Amanda Murphy mengatakan, peningkatan produksi barang yang dinilai tinggi dapat memberikan kesempatan untuk perusahaan dalam berpikir untuk mengedepankan bisnisnya.
Amanda menambahkan, industri yang saat ini pesat dan upah meningkat, ditambah lagi dengan permintaan konsumen yang deadline pada beberapa negara ini merupakan ciri-ciri pertumbuhan perdagangan global.
"Laporan ini menyoroti bagaimana tren mengubah jenis barang impor, diproduksi dan kemudian diekspor‬," ujar Amanda saat konferensi pers, di Gedung HSBC, Jakarta, Rabu (27/2/2013).
Sebagian negara yang bergeser ke sektor yang lebih tinggi, mempunyai peluang signifikan bagi perusahaan yang ingin berkembang dan tumbuh. Adapun negara-negara yang saat ini sedang bergeser ke arah sektor nilai yang lebih tinggi seperti, Vietnam dan Bangladesh.
Kedua negara ini menunjukkan pergeseran dari perdagangan komoditas seperti sereal atau gula yang menjadi penyuling atau produsen barang bermerek berdasarkan bahan-bahan bakunya.
"Banyak pasar negara maju yang melakukan pergeseran ke arah sektor yang khusus seperti, bahan kimia dan produk farmasi sebagai perusahaan mencari peluang untuk keuntungan yang lebih tinggi," ucap Amanda.
Amanda menilai, pergeseran ke arah produksi barang-barang yang bernilai tinggi ini merupakan target yang sangat baik di Asia, dengan pola yang jelas muncul sebagai pertumbuhan ekspor China di bidang informasi dan komunikasi teknologi.
“Dalam hal ini Indonesia harus mencontoh kedua negara tersebut seperti, Vietnam dan Bangladesh karena negara tersebut mampu melakukan pergeseran perdagangan ke nilai yang lebih tinggi,” tutupnya.
(Widi Agustian)