JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih menguat. Hal tersebut setelah terimbas hasil lelang obligasi Indonesia yang mengalami
oversubscribe dari target yang ditentukan sebelumnya.
Menurut Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, pergerakan rupiah hari ini menguat seiring dengan hasil lelang obligasi yang oversubscribe menjadi Rp7,6 triliun, dibandingkan perolehan sebelumnya Rp7 triliun.
"Hal itu yang menandakan bahwa investor tertarik untuk investasi di Indonesia terlepas dari masalah inflasi, defisit perdagangan, dan kisruh politik," katanya di Jakarta, Kamis (28/2/2013).
Reza menambahkan bahwa apresiasi rupiah juga terimbas dari pernyataan The Fed yang promoneter longgar dimana masih akan melanjutkan pembelian obligasinya.
"Selain itu Bank of England (BoE) pun juga membuka peluang penambahan stimulus moneter lebih lanjut untuk memulihkan ekonominya," tambah Reza.
Sekadar informasi, rupiah, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) Rabu 27 Februari menguat ke Rp9.684 per USD dibandingkan periode perdagangan sebelumnya Rp9.705.
Menurut Bloomberg, pada perdagangan kemarin rupiah berada di level Rp9.681 per USD. Sementara menurut yahoofinance, rupiah ada di Rp9.710 per USD. Di mana kisaran perdagangan harian ada di Rp9.681-Rp9.685.