JAKARTA - Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang dollar Amerika Serikat (AS) diperkirakan kembali melemah. Hal ini merespon pernyataan salah satu pejabat tinggi Bank Sentral Eropa (ECB).
Menurut Kepala Riset Trust Securirities Reza Priyambada, pernyataan pejabat tinggi ECB Jens Weidman, yang juga gubernur bank sentral Jerman, menjadi sentimen buruk pasar. Dia menyebut rencana ECB untuk menurunkan tingkat suku bunganya lebih lanjut jika kondisi ekonomi semakin terpuruk.
"Di sisi lain, komentar Presiden ECB Mario Draghi yang berencana menurunkan nilai mata uang Euro agar dapat meningkatkan daya saing ekspor di Eropa turut mendapat respon negatif," katanya di Jakarta, Jumat (19/4/2013).
Lebih lanjut, menurut Reza, pelemahan Rupiah terbatas dengan adanya rilis kenaikan investasi China sebesar 1,4 persen dari sebelumnya -1,4 persen dan indeks kepercayaan bisnis di Australia.
"Minimnya sentimen yang ada membuat pergerakan Rupiah sulit keluar dari zona negatifnya," jelasnya.
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah pada perdagangan sebelumnya ditutup melemah tipis. Bank Indonesia mencatat rupiah bergerak di antara Rp9.716-Rp9.723, sementara Bloomberg mencatat Rupiah di Rp9.716/USD, sedangkan yahoo finance di Rp9.713.