Chatib Basri Waspadai Penarikan Modal Asing

Rezkiana Nisaputra, Jurnalis
Senin 03 Juni 2013 14:53 WIB
Menteri Keuangan Chatib Basri
Share :

JAKARTA - Menteri Keuangan Chatib Basri menyampaikan, adanya sejumlah risiko dan tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai target asumsi makro perekonomian 2014, yakni masih adanya persoalan pada perekonomian global.
 
Chatib menjelaskan, kebijakan likuiditas global dengan quantitatif easing akan berakibat masuknya modal asing ke negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Chatib menilai, hal ini perlu diwaspadai karena berisiko akan terjadinya penarikan modal asing tersebut.
     
"Tantangan lain juga dari komoditas dan harga minyak, ketersediaan infrastruktur untuk mendukung pembangunan yang inklusif, serta terkait konsumsi BBM dan subsidi harga BBM bersubsidi domestik," ujar Chatib saat rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, di Jakarta, Senin (3/6/2013).
     
Chatib memaparkan, pada 2014 akan terjadi perbaikan iklim investasi yang perlu dimanfaatkan dalam mendorong perekonomian.

"Secara umumnya pada 2013 pertumbuhan ekonomi masih relatif tinggi diperkirakan 6,2 persen, ya walaupun ada tekanan inflasi, pemotongan anggaran serta tren investasi ke arah moderat. Pertumbuhan ini nanti akan meningkat kembali pada 2014 dengan didorong kebijakan dan pesta demokrasi juga membaiknya iklim investasi," tukasnya.
     
Sedangkan dukungan yang dapat diperoleh dalam memuluskan target asumsi makro 2014, antara lai dengan adanya pemilu yang mendorong konsumsi, menjaga pasokan seperti beras, jagung, dan gula, alokasi anggaran subsidi pangan dan stabilisasi harga, operasi pasar, pemberian raskin, memenuhi cadangan impor untuk mencegah kelangkaan, serta memastikan kelancaran distribusi melalui infrastruktur.
   
Namun demikian Chatib menambahkan, bahwa pemerintah telah mengajukan asumsi makro 2014 antara lain, pertumbuhan ekonomi 6,4-6,9 persen, tingkat pengangguran 5,6-5,9 persen, angka kemiskinan 9-10 persen, inflasi 4,5 plus minus satu persen, PDB pengeluaran 6,4-6,9 persen, konsumsi RT 5,2-5,6 persen, konsumsi pemerintah 4,8-5,4 persen, ekspor 6,8-7,1 persen, dan impor 6,1-6,9 persen.
   
Adapun asumsi makro ini berbeda dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2014 yakni pertumbuhan ekonomi 7-7,7 persen, tingkat penganggurran 5-6 persen, angka kemiskinan 8-10 persen dan inflasi 3,5-5 persen. (wan)

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya