JAKARTA - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dalam negeri kalah jauh dari perusahaan air minum di negeri tetangga seperti Malaysia terutama dari sisi manajemen dan pemberlakuan tarif.
Direktur Air Minum Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Dani Sutjiono mengatakan, perusahaan air Malaysia lebih bagus dari sisi manajemen dan penetapan harga.
"Karena mereka punya satu perusahaan air minum nasional sama seperti PLN di Indonesia," kata Dani, saat ditemui dalam acara Penandatanganan Perjanjian Penerusan Program Hibah Air Minum Antara Pemerintah dan Pemda penerima Hibah di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (17/7/2013) malam.
Dani mengatakan kondisi perusahaan air minum di Indonesia sangat buruk karena manajemen dan penggunaan tarif yang buruk. Bukan hanya perusahaan milik pemerintah tapi persusahan swasta juga demikian.
Menurut dia, satu-satunya perusahaan air minum yang bagus di Indonesia hanyalah perusahaan air minum swasta di Batam yaitu PT Adhya Tirta Batam (ATB). "Yang bagus hanya di Batam PT Adhya Tirta Batam karena dia join dengan Singapura," tambah dia.
Dani mengatakan perusahaan air minum dimiliki pemerintah daerah sangat banyak, totalnya mencapai 375 perusahaan dan yang menunjukkan kondisi yang cukup baik hanya sekitar 40 persen atau 175 perusahaan.
Sedangkan sisanya, sebanyak 60 persen berada dalam kondisi yang tidak bagus. Menurutnya, penyebab buruknya PDAM Indonesia adalah karena penerapan tarif yang sangat kecil dan manajemen yang kurang baik. "Manajemen itu bukan faktor utama menentukan kemajuan PDAM, tapi tarif, karena itu adalah nafasnya," jelas dia.
Karenanya, dia mengatakan tarif PDAM harus diperbaiki. selain itu, untuk memajukan PDAM di Indonesia, maka perlu dilakukan fit and profer test atau uji kelayakan bagi calon direksinya sehingga terpilih orang-orang yang benar-benar memiliki kualitas. "Kan yang terjadi selama ini direksinya dipilih oleh pemda, Gubernur," Katanya.
Selain itu, untuk mengembangkan PDAM di Indonesia kementerian PU memberikan program pembinaan dan pembimbingan mendesain rencana bisnis jangka pendek dan panjang yang baik secara gratis bagi PDAM. "Kita kirimkan tenaga ahli dari sini untuk memberi pelatihan, gratis," ujarnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)