PENGHASILAN saya Rp2,2 juta per bulan, dan dari dana segitu saya harus menyiasati untuk bayar kuliah Rp500 ribu per bulan. Rumah saya di Bogor, sedangkan saya bekerja di Jakarta. Bagaimana cara menyiasati dengan gaji segitu? Saya harus bayar kuliah dan menabung untuk masa depan saya.
Terima kasih
(Dwi, Jakarta)
Jawab:
Halo salam kenal Dwi,
Untuk menyiasati uang yang kita peroleh agar cukup dapat memenuhi berbagai kebutuhan yang ada, tentunya kita perlu bersiasat dan membuat skala prioritas dalam melakukan pengeluaran. Ketika penghasilan diterima tiap bulannya, yang harus kita lakukan adalah membagi penghasilan tersebut ke dalam pos-pos pengeluaran.
Pos pertama yang kita isi tentunya pengeluaran yang sudah fix dan tidak bisa diganggu gugat yaitu biaya kuliah Anda dan ongkos transportasi Anda dari rumah ke kantor dan kampus. Hal ini kita lakukan agar Anda tidak pusing lagi semisal untuk memikirkan uang transport karena mungkin sudah terpakai untuk kebutuhan lainnya.
Pos berikutnya yang harus dipenuhi adalah pengeluaran-pengeluaran bulanan lainnya, seperti biaya hidup sehari-hari, bayar listrik, air, dan lainnya. Bila Anda memiliki cicilan seperti cicilan rumah ataupun kendaraan, pastikan pos untuk cicilan tersebut juga sudah terpenuhi dulu. Karena bila sampai menunggak akan membuat kita terkena denda bunga sehingga harus membayar lebih banyak lagi. Idealnya total cicilan yang kita bayarkan adalah maksimal 30 persen dari penghasilan. Bila angka cicilan sudah melebihi atau mendekati angka tersebut, berarti jangan menambah utang baru lagi.
Pos yang harus Anda siapkan berikutnya adalah tabungan. Idealnya, prosentase tabungan ini adalah 10 persen dari penghasilan kita. Dan harus disiplin juga untuk menyisihkan uang untuk ditabung ini diawal Anda menerima penghasilan, bukannya menunggu sisa dari pengeluaran selama sebulannya. Mensiasati penghasilan yang terbatas, tabungan ini juga bisa difungsikan sebagai pos investasi, artinya tidak hanya diparkir di bank, namun dimasukkan juga ke intrumen-instrumen investasi lainnya seperti di reksadana maupun logam mulia, tentunya yang sesuai dengan kebutuhan serta profil risiko Anda.
Bila memungkinkan juga sisihkan dana Anda untuk dana darurat, yang besar idealnya adalah 10 persen dari penghasilan Anda. Dana darurat ini adalah dana yang diperuntukkan bagi keadaan yang benar-benar darurat seperti bila ada keluarga yang mendapat kemalangan dan butuh bantuan segera, atau mungkin kita sendiri yang tiba-tiba harus masuk rumah sakit dan butuh biaya besar. Agar tidak tercampur dan terpakai dengan uang yang kita gunakan sehari-hari, sebaiknya gunakan rekening yang berbeda untuk menaruh dana darurat ini.
Terakhir , sebaiknya Anda pertimbangkan untuk bekerja di kota yang sama dengan rumah Anda. Jarak kerja yang terlalu jauh akan memboroskan waktu, tenaga dan uang Anda. Pertimbangkan untung ruginya apakah dengan penghasilan yang sekarang sudah sesuai dengan manfaat yang Anda dapatkan jika di bandingkan jika Anda semisalnya bekerja atau membuka usaha di Bogor .
Selamat mengelola keuangan Anda.
Andy Nugroho, CFP
Perencana Keuangan
MRE Financial & Business Advisory
MitraRencanaEdukasi, PT I Jl. Musi no.33, Cideng, Jakarta Pusat I T. 021-2550 2425 F. 021-2550 2555 I www.mre.co.id I Follow us @mreindonesia
See us live at www.financeku.com , our Live Video Streaming workshop on Financial Planning, Investment & Entrepreneurship
Anda memiliki pertanyaan seputar masalah keuangan, kami siap beri solusinya. Kirimkan pertanyaan Anda ke economy@okezone.com, dan redaksi@okezone.com dengan subyek "Konsultasi Ekonomi".
(Widi Agustian)