JAKARTA - Bupati Badung Bali Anak Agung Gede Agung terlihat senang saat melihat proyek paket satu Jalan Tol Atas Bali. Pasalnya, tol ini akan sangat mendukung kemajuan wilayah yang menjadi kantong utama wisata Bali.
Dalam Buku yang bertajuk “Ternyata Kita Bisa”, Jakarta, Selasa (15/10/2013), dirinya menyebutkan bahwa realitas kepadatan lalu lintas di Pulau Bali dirasakan menjadi bahaya nyata, di mana pernah ada tokoh spiritual yang akhirnya kehilangan keluarganya yang meninggal karena ambulans yang membawanya ke rumah sakit terjebak macet.
Terobosan infrastruktur besar ini pun mendapat dukungan yang lebih besar, ketika Bupati Badung tersebut mengetahui bahwa adanya usul jalur motor masuk tol. Setelah berbagai kertas kerja dibahas maju mundur sejak 2006, proyek Tol Bali ini mendapatkan wujudnya dari kantor Pemkab Badung.
"Setelah mendapat sinyal positif dari pemuka spiritual, aspek kelestarian lingkungan juga disosialisasikan, keperawanan bentang alam seperti itu layak juga dijaga meskipun untuk kaki tol," katanya.
Akan tetapi, sambung Gede, ada dua kendala teknis yang telah menghadang, yakni, kendala aturan yang di mana pembangunan tidak bisa dilaksanakan jika tak tercantum pada perda Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Bali Nomor 16/2009. Lalu pemerintah segera membuat aturan untuk mengatasi perda tersebut dengan mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Sarbagita 45 Tahun 2011 yang jelas mencantumkan pembangunan jalan tol di atas perairan Benoa-Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua.
Setelah RTRW, kata Gede, ada masalah perizinan dari Kementerian Kehutanan yang menguasai hutan bakau yang akan dilalui sebagian kecil oleh tol ini. Ternyata, kendala tersebut mudah diselesaikan oleh koordinasi pemerintah pusat. "Kebutuhan lahan memang sedikit, sebagian konstruksinya memang di laut, ini juga karena kesadaran masyarakat akan kebutuhan tol ini serta negosiasi yang pantas dan masyarakat tidak dirugikan," tegasnya.
Menurut Gede Agung, tuntasnya tol Bali ini akan mampu menerobos gangguan kemacetan di urat nadi wisata Bali. Kawasan selatan Badung merupakan sentra pertumbuhan akomodasi wisata (wisata air). "Yang sebelumnya dari Dewa Ruci macet 1-dua jam sampai Sanur, dengan jalan ini, saya yakin bisa ditembus dalam 10-15 menit," tutupnya.
Selain itu, sambung Gede Agung, tol ini juga akan menjadi aset baru wisata Bali, menjadi destinasi tersendiri, dari tol turis bisa melihat hutan bakau yang masih segar, lebih-lebih gerbang tol yang mencerminkan arsitektur Bali. (rez)
(Widi Agustian)