JAKARTA - PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) masih belum memaksimalkan aset-asetnya sampai saat ini. Banyaknya aset yang dimiliki PPI masih menjadi kendala untuk memaksimalkannya tersebut.
Direktur Utama PT PPI (Persero) Wahyu Suparyono mengatakan, untuk mengoptimalisasikan hal tersebut, PPI akan mengajak PT Hutama Karya dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) untuk mengelola atau memanfaatkan aset PPI secara bersama.
"Ini lebih dari 10 tahun kurang optimalisasikan saya selaku direksi baru 16 Juli 2014, baru empat bulan, mau optimalisasikan, Surabaya, Yogyakarta, Kalimantan, Bandung, Sulawesi Selatan banyak aset idle," kata Wahyu di Toko Merah, Jakarta, Selasa (14/10/2014).
Dia melanjutkan, dengan mengoptimalkan aset-aset tersebut secara tidak langsung melengkapi penjualan PPI yang ada saat ini. Dia merujuk Toko Merah, yang merupakan cagar budaya dan tidak boleh direnovasi. Untuk mengelolanya ke depan mengundang pihak BUMN, bahkan swasta yang peduli akan haritage dan akan direstorasi kembali.
"saya ajak Hutama Karya, Waskita Karya, hari Kamis saya akan tanda tangan lagi untuk restorasi (penyempurnaan) dan pengelolaan bersamaan, intinya aset jangan dilepas, yang nganggur optimalkan, ada di kota Jakarta," ungkapnya.
Wahyu mengungkapkan aset idle PPI berjumlah 200 titik di 33 provinsi di Indonesia. Aset-aset itu pun merupakan peninggalan jaman Belanda. Seperti tanah kosong yang berada di puncak, ada sebuah hotel, namun pemanfaatannya masih belum maksimal.
Mengenai pengelolaannya ke depan, Wahyu mengaku akan menempuh kesepakatan yang terbaik dalam pengelolaan aset-aset PPI tersebut. "Polanya dengan undang investor lain, kita operasikan pola yang paling untungkan," pungkasnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)