Pudarnya Efek Jokowi di Pasar Modal

Widi Agustian, Jurnalis
Senin 27 Oktober 2014 09:51 WIB
Pudarnya Efek Jokowi di Pasar Modal. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Pudarnya efek Jokowi kian terasa. Efek positif dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) makin lama makin memudar di bursa saham.

Sejak menyatakan akan mengikuti pilpres di Marunda pada Maret lalu (IHSG menguat 3,2 persen), lalu menurun di Menteng saat pencoblosan Juli lalu (menguat 1,8 persen), lalu kembali menurun efeknya saat Jokowi bertemu Prabowo di Kertanegara pekan lalu (menguat 1,6 persen), dan puncaknya saat pelantikan di Gedung DPR, Senayan pekan lalu (hanya menguat 0,2 persen).

"Mayoritas 83 persen perdagangan saham, atau tiga dari 18 hari bursa selama Oktober ini, investor asing terus melakukan penjualan bersih," kata Head of Research KSK Financial Group David Cornelis kepada Okezone di Jakarta, Senin (27/10/2014).

Secara kumulatif bulan ini telah terjadi penjualan bersih Rp5,7 triliun dan sejak awal tahun 2014 pembelian bersih asing terus menyusut hampir setengahnya hingga pekan lalu hanya tinggal Rp42,7 triliun.

“Efek JKW” pascapengumuman kabinet diharapkan dapat mengulangi kesuksesan “Efek SBY”, dalam sepekan ke depan dapat mengantarkan IHSG ke 5.198, atau yang lebih hebat lagi bilamana selama sebulan ke depan IHSG dapat terbang ke 5.668.

Jokowi harus memilih pribadi-pribadi yang memenuhi enam poin kriteria J.O.K.O.W.I (Jago, Optimistis, Kerja, Organisator, Wawasan, dan Integritas) untuk menjalankan misinya, terutama di bidang ekonomi untuk kembali ke pertumbuhan ekonomi dua dekade lalu sebesar 7 persen.

"Pembatalan pengumuman sebanyak dua kali pekan lalu, masih dipandang positif oleh pasar modal karena seleksinya bersifat baik, yaitu via KPK dan PPATK, hanya saja masih kurang lengkap tanpa kehadiran laporan Pajak, Komnas HAM, dan Kesehatan. Selama pengisi kabinet bersih dan profesional, bukan transaksional, tidak akan menjadi faktor negatif bagi investor saham," ucap dia.

Untuk Kabinet Kerja Jokowi diharapkan dapat menjalankan Nawa Cita yang berdasarkan konsep Trisakti (Politik berdaulat, Ekonomi berdikari, Sosbud berkebudayaan), dan yang paling penting tidak memberi harapan palsu sebatas kemasan janji-janji saat kampanye, melainkan juga dapat mengelola ekspektasi yang menggelembung yang ditiup oleh Jokowi bersama rakyat Indonesia enam bulan terakhir.

(Widi Agustian)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya