JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja mengadakan rapat terbatas (ratas) dengan sejumlah menteri kabinet kerja di bidang ekonomi, dan beberapa petinggi lembaga keuangan seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.
Dalam ratas tersebut, disinggung mengenai pertumbuhan ekonomi RI selama kurun waktu lima hingga 10 tahun ke depan. Hal ini juga untuk menyamakan persepsi di semua pihak agar apa yang ditargetkan dapat tercapai.
"Supaya semua sinkron satu bahasa, saling mendukung. Kita harapkan apa yang kita inginkan bisa saling isi, saling menutup dan sesuai dengan target yang diinginkan," ucap Jokowi di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (23/12/2014).
Jokowi menambahkan, selain itu juga dibicarakan mengenai pertumbuhan kredit tahun depan. Dirinya menginginkan adanya pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari tahun ke tahun.
"Yang sudah kita sampaikan, paling tidak setelah tiga tahun ke depan, ada pertumbuhan di atas 7 persen. Meski berat, tapi kita kejar menuju ke arah sana," tegasnya.
Sementara itu, untuk mengantisipasi pergolakan ekonomi pada semester I-2015 yang akan terjadi, Jokowi akan mengantisipasinya dengan mempercepat program-program infrastruktur seperti jalan tol, kereta api, pelabuhan, waduk yang dimulai pada awal tahun ini.
"Ini akan berikan trigger pertumbuhan ekonomi yang ada. Jangan sampai kita mulai proyek pertengahan. Karena serapan anggaran sangat menentukan tumbuh atau tidaknya ekonomi kita. Karena ruang fiskal kita sudah baik, longgar, tapi implementasi kebijakan harus segera dimulai. Kayak kemarin kita langsung groundbreaking setelah lelangnya selesai di Waduk Raknamo," cetusnya.
Di sisi lain, pada APBN 2015 ditargetkan bahwa pertumbuhan ekonomi mencapai 5,8 persen. Jokowi menyebut, untuk APBN-Perubahan 2015 mengenai pertumbuhan ekonomi akan dipatok sesuai kondisi yang ada.
"Kita ini realistis, kita tidak usah menetapkan target yang terlalu tinggi. Tapi kita sampaikan ke depan. Dalam tiga tahun ini, kita bisa sampai 7 persen," tukasnya.
(Rizkie Fauzian)