"Kita harapkan kembali rebound," harap pria yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Khrisnadwipayana tersebut.
Seperti diketahui, minyak jenis Brent merosot 48 persen tahun lalu. Jumlah itu terbesar sejak krisis keuangan 2008, karena Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menolak memangkas produksi di tengah pertempuran harga dengan Amerika.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari turun USD2,65 ke USD50,04 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini adalah penutupan terendah sejak 28 April 2009. Volume perdagangan berjangka mencapai 11 persen lebih tinggi dari rata-rata 100-hari perdagangan.
Sedangkan Brent untuk pengiriman Februari turun USD3,31 atau 5,9 persen dan berakhir di USD53,11 per barel di London berbasis ICE Futures Europe Exchange. Penutupan terendah sejak 1 Mei 2009. Volume untuk semua berjangka yang diperdagangkan adalah 40 persen di atas rata-rata 100-hari.
(Fakhri Rezy)