Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pengusaha Rokok Minta Menperin Kaji Ulang Cukai Rokok

Dhera Arizona Pratiwi , Jurnalis-Rabu, 18 November 2015 |06:27 WIB
Pengusaha Rokok Minta Menperin Kaji Ulang Cukai Rokok
Ilustrasi rokok. (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengaku mendapat masukan dari para pengusaha industri tembakau Indonesia terkait rencana pemerintah yang akan menaikkan tarif cukai tembakau sebesar 11 persen pada tahun depan.

Dia menjelaskan, para pengusaha tembakau tersebut mengaku keberatan dengan kenaikan tarif cukai tembakau tahun depan. Pasalnya, tarif tersebut dinilai pengusaha tembakau terlampau tinggi.

"Salah satu adalah kami sampaikan mungkin kenaikannya jangan terlalu tinggi, tentu kita juga harus dengar keluhan dari para pelaku usaha," katanya kepada Okezone saat ditemui di kantornya.

Dia menyampaikan, para pengusaha yang tergabung dalam asosiasi pengusaha rokok atau tembakau nasional menginginkan pemerintah menghitung ulang tarif cukai rokok yang akan naik pada 2016 tersebut.

"Mereka sampaikan opsi kalau misalnya cukai itu tolong dihitung sesuai kehitungannya. Kalau kenaikannya hanya 5-7 persen berarti hanya kira-kira sekitar Rp129 triliun. Itu cukup besar," jelas dia.

Saleh melanjutkan, di sisi lain penerimaan negara akan berkurang bila tarif cukai tembakau tidak dinaikkan. Oleh sebab itu, dia meminta antara pengusaha tembakau dengan pemerintah untuk dapat duduk bersama-sama agar menyelesaikan permasalahan ini dan menghasilkan langkah-langkah yang tidak memberatkan satu sama lain.

"Tentu itu kita berpikir untuk mereka juga tetap tumbuh, jangan sampai kalau terlalu tinggi akhirnya lama kelamaan target yang ingin dicapai tidak akan kesampaian juga. Sama saja hanya sekedar di atas kertas. Itu kita juga harus berpikir. Apakah kita membuat angka tinggi tapi tidak akan sampai juga, ya buat apa?" pungkasnya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement