Hal tersebut karena minat wisatawan untuk berlibur diprediksi bisa menurun dan bisnis perhotelan bisa ikut menurun karena terkendala tiket yang mahal. Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi salah satu operator hotel terbesar di Indonesia, Accor.
Menurut Chief Ooperating Officer Accor Malaysia, Indonesia and Singapore, Gerard Guillouet ia mengaku tidak khawatir dengan kebijakan ini.
"Mengenai kebijakan itu, saya rasa tidak ada pengaruhnya pada bisnis pariwisata seperti hotel ini. Karena orang kalau mau traveling pasti akan tetap traveling saja. Tidak akan berpengaruh," ujar dia di sela-sela peresmian Hotel Ibis di Jakarta, Selasa (20/1/2015).
Bahkan, dia menilai Indonesia memiliki potensi pariwisata yang luar biasa. Banyak daerah-daerah di Indonesia yang bisa berkembang jika dikelola dengan baik.
"Dulu Bu Menteri Pariwisata Mari Elka pernah bilang ke saya, akan ada 18 destinasi wisata baru di Indonesia. Ini potensial sekali," kata dia.
(Rizkie Fauzian)