JAKARTA - Sejak pertama kali digulirkan, kebijakan Kementerian Perdagangan terkait pelaranga penjualan minuman beralkohol berkadar 5 persen menimbulkan kontroversi. Bahkan salah satu produsen bir terbesar di Indonesia Multi bintang mengaku penurunan penjualan hingga triliunan rupiah.
Mendegar hal itu, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menanggapi santai. Menurutnya, seharusnya produsen bir berskala besar dapat mengantisipasinya dengan meningkatkan skala ekspor dari produknya.
"Saya sarankan untuk ekspor. Ganti kerugian itu dengan meningkatkan ekspor," ujar Gobel di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (21/4/2015).
Selain itu di tempat dan waktu yang sama, Wakil Ketua Umum Kadin bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional Chris Kanter juga menunjukkan dukungannya. Menurutnya produsen bir jangan hanya memikirkan profit semata tapi juga dampak sosial yang timbul.
"Anda jangan fikir masalah profit anda sendiri. Pikirkan masalah sosial yang ditimbulkan. Kalaupun turun jangan disalahkan, berapa masalah sosial yang muncul akibat porduk anda," tegasnya.
Menurutnya, jumlah kerugian yang dialami produsen minuman beralkohol menunjukan jumlah dari konsumen bir di Indonesia.
"Misalnya 1 tahun kehilangan pendapatan Rp1 triliun. Rp1 triliun dibagi harga Rp20ribuan per botol pasti banyak jumlah konsumennya. Itu kan luar biasa. Itu menurut saya membuktikan bawa pengaturan itu betul sekali," pungkasnya.
(Fakhri Rezy)