Fitra Usulkan Tiga Menteri di Reshuffle

Dani Jumadil Akhir, Jurnalis
Jum'at 24 April 2015 20:19 WIB
Presiden Joko Widodo. (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) menyatakan, selama satu semester pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) setidaknya ada tiga menteri dalam kabinet kerja yang harus di reshuffle.

Koordinator Advokasi Fitra, Apung Widadi, mengatakan bahwa reshuffle ketiga menteri dalam kabinet kerja ini dikarenakan tidak mampu mewujudkan program Nawa Cita yang diusung Presiden Jokowi.

"Menteri dalam kabinet kerja yang enggak layak di reshuffle saja. Saya minta agar Jokowi jangan ragu mereshuffle para menteri yang tak mampu mewujudkan Nawa Cita," kata dia di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Jumat (24/4/2015).

Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal Fitra, Yenny Sucipto, mengungkapkan bahwa tiga menteri dalam kabinet kerja yang di reshuffle di antaranya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soermano dan Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang PS Brodjonegoro.

"Yang pertama karena ulah Menteri ESDM yang terbitkan peraturan menteri untuk penunjukan langsung pembangunan pembangkit listrik 35 ribu mw. Ini rawan kerugian negara," paparnya.

Dalam hitungannya, negara menanggung kerugian sebesar Rp143 triliun dari proyek penunjukan langsung pembangunan infrastruktur energi dan listrik. Salah satunya, adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang berlokasi di Jawa-4 Tanjung Jati Baru, Jawa Tengah, dengan kapasitas pembangunan sebesar 2x1.000 Mega Watt (MW).

"Penunjukan langsung ini membuktikan bahwa menteri-menteri tersebut melanggengkan dan menyuburkan perusahaan-perusahaan yang dulunya penyumbang pada saat kampanye. Ini harus segera ditindaklanjuti oleh Presiden Jokowi," paparnya.

Sementara kasus Menteri BUMN Rini Soemarno, adalah mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) ke DPR sekira Rp20 triliun yang harus dicurigai adanya permainan anggaran. Sedangkan untuk Menteri keuangan Bambang Brodjonegoro, dia menuding Menkeu tidak membuat APBN-Perubahan 2015 berdasarkan Nawa Cita Presiden Jokowi.

"Ini tiga menteri yang penting menurut saya, tapi tidak jalankan Nawa Cita," tukasnya.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya