Kondisi ini berlanjut hingga 1998 dan diperkeruh dengan kondisi politik di Thailand dengan adanya kudeta militer Thaksin Shinawatra. Di Indonesia, kondisi diperkeruh dengan tumbangnya rezim Soeharto oleh MPR/DPR. Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pun tumbang. Pun demikian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Kejatuhan pasar di Asia mempengaruhi pasar Amerika Serikat. Bahkan pada 27 Oktober 1997 perdagangan saham New York terpaksa dihentikan sementara dan perdagangan saham dihentikan satu jam lebih cepat untuk menghindari kerugian lebih besar.
Melihat kondisi ekonomi yang tak pasti, lalu Indonesia pun mendapat pinjaman utang dari IMF.
Program bantuan IMF pertama ditanda-tangani pada 31 Oktober 1997. Program reformasi ekonomi yang disarankan IMF ini mencakup empat bidang, yakni Penyehatan sektor keuangan, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, penyesuaian struktural.
Meksi awalnya tertatih, tetapi Indonesia mampu bangkit. Indonesia yang sedianya menjadi pesakitan mampu melunasi utang pada 12 Oktober 2006.