"Sindikasi mungkin, jadi kebanyakan pekerja berasal dari Jawa dan luar, dari lokal tidak ada jadi kita ada iri," tuturnya.
Dengan keadaan ini, Dia mengatakan pengusaha lokal pun merasa resah dengan keberadaan Freeport, karena selama ini, para pengusaha dari Papua sulit sekali untuk berkerja sama dengan menjalin mitra dengan perusahaan tambang asal Amerika Serikat tersebut.
"Pengusaha lokal merasa resah dengan Freeport. Dengan keadaan ini, mitra kerja antara pengusaha lokal asli dengan Freeport tidak ada, hanya sekitar 0,5 persen saja pengusaha lokal yang melakukan kerjasama dengan Freeport," ucapnya.
(Fakhri Rezy)